Koleksi Mobil Terhebat di California Akan Dilelang

Merle Mullin bercerita tentang warisan, tanggung jawab, dan keputusan pahit untuk menutup museum otomotif mendiang suaminya.
by Robb Report
0 comment

Kepergian kolektor mobil Peter Mullin pada September 2023, yang diikuti dengan penutupan Mullin Automotive Museum pada bulan Februari lalu, membawa kesedihan dalam komunitas otomotif. Namun, rasa kehilangan paling dalam tentu dialami sang istri, Merle Mullin. Berbicara mengenai penutupan museum, Merle mengatakan kepada Robb Report AS, “Saya merasa sedih. Saya sangat mencintai museum ini. Saat melihat sekeliling, saya menyaksikan semua telah kami bangun. Tetapi di sisi lain, itu (penutupan museum) membawa kebahagiaan karena mereka (mobil yang telah ia rawat) akan terus hidup,” katanya tentang koleksi mobil klasik miliknya. “Itulah yang disebut warisan.”

Ketika bertemu Merle pada sebuah blind date di tahun 1996, Peter sedang membangun warisan otomotifnya, yang didefinisikan oleh kecintaannya terhadap mobil era Art Deco. Keduanya langsung menemukan kecocokan, namun Peter tidak menyadari betapa serasinya mereka sampai ia mengajak perempuan lulusan UCLA berambut pirang itu berpetualang mengemudi. Dia bertanya padanya: “Anda tahu banyak tentang Italia, bagaimana kalau Anda ikut reli di sana? Anda bisa mengemudi mobil transmisi manual, bukan?” Reli yang dimaksud adalah Mille Miglia yang terkenal.

Mullin Automotive Museum, Oxnard, California, ditutup pada Februari lalu. Foto: Basem Wasef.

Merle tentu bisa menyetir mobil manual, tapi ia heran dengan pertanyaan lanjutan tentang kemampuannya melakukan teknik double clutch. “Saya terlalu percaya diri, jadi saya langsung meng-iya-kan dan mengatakan saya dapat mengemudi semuanya,” katanya, “tetapi begitu percakapan kami berakhir, saya harus menelepon Jim Stranberg (seorang mekanik Bugatti) dan bertanya, ‘Bagaimana cara melakukan double clutch?'”

Hari-hari panjang mengemudi Bugatti Type 35 setir kanan di Italia (negara berstandar setir kiri) memperkuat hubungan keduanya. “Peter benci menyetir, dan saya senang menyetir,” katanya. “Saya menyetir setiap reli setelah makan siang, karena Peter senang minum wine saat makan siang.” Menariknya, meskipun memiliki koleksi Bugatti, Delahaye, Voisin, dan mobil-mobil langka sejenisnya, mobil harian Peter di Los Angeles adalah Mini Cooper yang dicat dengan warna hijau khusus.

Peter dan Merle Mullin pada pembukaan kembali Petersen Automotive Museum di Los Angeles pada tahun 2015.
Foto: Amanda Edwards.

Selera pasangan ini juga selaras dalam hal estetika. Keduanya kerap berkolaborasi dalam proyek restorasi dan sering mendiskusikan kombinasi warna untuk kendaraan, sebab konfigurasi dari banyak mobil Prancis era Art Deco tidak didokumentasikan dari aslinya. Salah satu proyek Peter dan Merle adalah Bugatti Type 46 tahun 1930, mobil yang sempat dimiliki aktris Melina Mercouri, yang juga menjabat sebagai Menteri Kebudayaan Yunani pada akhir abad lalu. Peter menghadiahkan keseluruhan proyek restorasi kepada Merle, yang mentransformasi mobil langka tersebut dengan lapisan akhir two-tone berwarna burnt-orange dan interior kulit tenun yang terinspirasi dari Bottega Veneta untuk kendaraan tersebut. Seharusnya, monogram “MM” Mercouri di pintu diganti dengan “MMM”, untuk Merle May Mullin.

Peter Mullin. Foto: Mullin Automotive Museum.

Ketika Peter membuka Mullin Automotive Museum pada tahun 2011 dalam sebuah fasilitas penyimpanan mobil seluas 45.000 kaki persegi milik Otis Chandler di Oxnard, California, keponakan Merle, David Hertz, mengubah desain ruangan menjadi sebuah penghormatan kepada Paris Auto Salon 1937. Ruang yang didesain ulang itu memiliki lift yang terinspirasi dari pintu vintage yang dibeli pasangan itu di Argentina, dan kanopi pintu masuk yang seluruhnya terbuat dari kaca depan mobil.

Permata dalam Koleksi Mullin, Bugatti Type 57 SC Atlantic 1939 ini akan disimpan oleh salah satu pemiliknya, Rob Walton. Foto: Basem Wasef.

Banyak spekulasi tentang masa depan koleksi kendaraan bersejarah dalam museum. “Peter sangat, sangat spesifik dan selalu berkata, ‘kami bukan pemilik mobil, kami hanya penjaganya,’ dan ‘kami ingin memastikan mereka dirawat dengan baik, awet, dan diketahui,'” kata Merle. “Itulah hal-hal yang sangat berarti baginya . . . Saya bukan anak kecil, dan kami tidak memiliki keturunan yang dapat mengawasi koleksi ini.”

1937 Talbot-Lago T150 CS “Teardrop” dalam koleksi Mullin. Foto: Basem Wasef.

Permata mahkota museum, sebuah Bugatti Type 57 SC Atlantic 1939 yang hanya terdapat dua unit di dunia, tetap berada di tangan Rob Walton, yang kepemilikan sahamnya di mobil tersebut adalah 51 persen. Selain itu, museum mengumumkan pada bulan Januari bahwa empat kendaraan utama dari koleksi tersebut—sebuah Talbot-Lago T150 CS “Teardrop” 1937, Hispano-Suiza H6B Dubonnet Xenia 1938 , Delahaye 165 1939, dan Delahaye 145 1938—telah dikirim ke Petersen Automotive Museum di Los Angeles.

Hispano-Suiza H6B Dubonnet Xenia tahun 1938 ini akan dipindah ke Petersen Automotive Museum. Foto: Basem Wasef.

Ketika ditanya apakah ada kendaraan lain yang akan dipindahtangankan ke Petersen Automotive Museum, sang Direktur Eksekutif, Terry Karges, menyatakan, “Tidak ada janji atau rencana untuk menambah di luar empat mobil tersebut. Justru, saya mengatakan kepada tim kami, ‘Jika ini adalah hadiah yang kami terima dari Koleksi Mullin, kami sangat bersukacita … hanya karena kualitas dari keempat mobil tersebut.'”

Beberapa mobil lainnya, termasuk Bugatti Type 35C Grand Prix 1925 dan Citroën DS19 Majesty 1965 telah terjual di Lelang Amelia Island 2024 dari Gooding & Company, sementara 115 lot lainnya akan dilelang melalui Gooding pada 26 April.

Foto: Mullin Automotive Museum.

Setelah kehilangan belahan jiwanya, Merle mengatakan bahwa ia merasa terhibur karena mengetahui mobil-mobil kesayangan mendiang suaminya akan berada di tangan yang tepat. “Ia sangat peduli terhadap pelestarian kendaraan-kendaraan ini dan ingin mereka dinikmati oleh generasi mendatang,” kata Merle. “Tentu saja, Peter ingin hidup selamanya. Namun jika itu tidak terjadi, impiannya adalah agar mobil-mobil ini dirawat dengan baik dan tidak disimpan di suatu tempat lalu tidak pernah diketahui publik. Ia hanya ingin agar mobil-mobil tersebut dapat dinikmati.”

You may also like