Nuanu City, Membangun Ruang Kolaborasi Seni di Lahan Hijau Bali

Seni, kreativitas, dan keberlanjutan, seluruhnya hidup di dalam proyek Nuanu City Bali yang akan dibuka pada pertengahan 2024.
by Audrea Denneisha
0 comment

Bali tak henti menjadi kiblat kreativitas dan keberlanjutan. Bayangkan sebuah pusat budaya yang dibangun di atas lahan outdoor luas di pinggir pantai. Itulah proyek terkini yang sedang dibangun di Desa Beraban, Tabanan, Bali. Dengan konsep yang unik, kehadiran Nuanu City mengubah paradigma kepadatan kota dan membangun sebuah ruang kreatif yang mengedepankan keasrian dan aspek keberlanjutan. 

Terletak hanya 15 menit dari Canggu, Nuanu didesain dengan suasana yang sangat berbeda. Wilayahnya mencakup 2 titik pertemuan sungai dan tebing laut sepanjang 184 meter, dengan pantai pribadi terletak di dasar perbukitan landai dan area hijau yang luas, memberikan latar belakang alam yang dan menakjubkan. Tentunya, dengan kekayaan alami di sekitar Pantai Nyanyi, Nuanu turut berupaya melestarikan fauna dengan menjalani program repopulasi untuk menjaga keberlangsungan hidup satwa liar di dalam ekosistemnya. 

Nuanu digambarkan sebagai sebuah “visi yang sedang diwujudkan” dengan fokus pada kolaborasi, penelitian, dan inovasi. Lahan seluas 44 hektar dibagi menjadi sembilan area—education, head, events, communities, magic garden, heart, harmony, soul, dan improvement. Sesuai dengan namanya, masing-masing area dibentuk untuk menampung kegiatan berbeda dengan tetap mengedepankan satu misi yang sama, yaitu membentuk destinasi masa depan regeneratif yang melampaui kata “konvensional.”

Ruang untuk Bertumbuh dan Kolaborasi

Kolaborasi menjadi salah satu misi utama Nuanu. Memainkan perannya sebagai ruang seni, Nuanu memberdayakan seniman lokal dalam kolaborasi yang diadakan secara reguler, mendirikan Nuanu Art Academy untuk mendidik generasi muda, dan membawa karya-karya global untuk ditampilkan di area Nuanu. Karya “Earth Sentinel” milik seniman asal Afrika Selatan, Daniel Popper, menjadi penjaga jalur menuju area event Nuanu. Dua patung wajah yang berhadapan mewakili nenek moyang yang sudah lama terlupakan, layaknya sebuah pohon tua yang telah membatu dan diambil kembali oleh hutan.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by nuanu (@nuanu_city)

Sekitar 70% dari wilayah Nuanu dirancang untuk mewadahi aktivitas seni, sedangkan 30% sisanya dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau dan akomodasi wisata. Mereka yang tertarik untuk memiliki properti di dalam wilayah Nuanu dapat melirik Ecoverse, proyek akomodasi hasil kolaborasi bersama OXO Living dengan total 50 unit yang dirancang dengan material ramah lingkungan dan teknologi smart-living.

Konsep dan ide desain Nuanu benar-benar menyatu dengan alam sekitarnya, dan beberapa diantaranya diwujudkan melalui kolaborasi dengan arsitek-arsitek internasional ternama seperti Pablo Luna Studio, Arthur Mamou-Mami, dan Inspiral Architectures Studio. Nantikan pembukaan Nuanu City pada pertengahan Juli 2024 nanti.

You may also like