Legenda Seorang Martin Greenfield

Dari penyintas penampungan Auschwitz hingga menjadi penjahit favorit Presiden Amerika
by Rozy Aldilasa
0 comments

Seorang anak muda dari sebuah desa kecil di Cekoslovakia (kini menjadi bagian dari Ukraina) dibawa oleh seorang imigran asal Republik Ceko menuju Brooklyn, New York, Amerika Serikat. Dia kemudian bekerja di sebuah label mode terkenal, GGG Clothing, brand yang disukai oleh Presiden Amerika Serikat ke-34, Dwight D. Eissenhower. Dari titik inilah Martin Greenfield memulai perjalanan karirnya yang penuh cerita, perjuangan, dan inspirasi. 

Maxmilian Grunfeld (nama asli Martin Greenfield), melihat kekuatan dari sebuah pakaian. Sebuah potongan kain yang tidak sengaja ia robek dari pasukan Nazi saat berada di sebuah penampungan di Auschwitz memberikannya inspirasi dan kekuatan untuk bertahan hidup, serta harapan suatu saat nanti dia mampu membuat pakaian untuk mereka yang membutuhkan kekuatan dan karisma. Perjalanan seorang Martin Greenfield di industri busana pria bermula saat ia menyelipkan pesan yang dituliskan dalam sebuah catatan ke dalam saku jas milik presiden. “If you (President Eissenhower) wanted to end the Suez Canal Crisis, why not give Secretary of State John Dullesa a two week vacation?” tulisnya. Pesan tersebut menjadi bahan candaan Presiden Eissenhower saat menghadiri D.C. Press Corps, dan nama Martin Greenfield pun menjadi buah bibir.

Martin Greenfield dalam proses membuat karyanya.

Pada 1977, GGG Clothing menutup pabriknya dan Greenfield, yang pada saat itu menjabat sebagai production manager, setelah bekerja selama 30 tahun, memutuskan untuk membeli pabrik tersebut dan mengubah namanya menjadi Martin Greenfield Clothiers. Dari sebuah pabrik dengan enam karyawan, menjadi sebuah perusahaan mode prestisius dengan total 117 karyawan di tahun 2010. Dengan pencapaiannya, dia tidak pernah berhenti untuk belajar menjadi lebih baik. Pesan dari sang kakek, selalu teringat dan menemani setiap langkah Greenfield dalam berkarya. “The road to becoming a master in your field is only learning from the masters that preceeded you.” Dengan mengajak Stevie Fellig, yang merupakan salah satu anak didiknya, mereka berkolaborasi untuk membuat sebuah lini pakaian elegan bernama Heritage. 

Mimpi seorang penyintas perang dunia ke-2 telah berubah menjadi nyata. Martin Greenfields Clothiers, sukses bertransformasi dari sebuah CMT (Cut, Make & Trim) producer untuk pusat perbelanjaan dan para perancang busana, menjadi sebuah tempat khusus (dan menjadi yang pertama) di Amerika Serikat yang menerima pemesanan eksklusif langsung dari pelanggannya. Tidak sedikit dari produksinya yang dipakai oleh banyak selebritas, public figure, politikus, pejabat tinggi negara, sampai presiden Amerika Serikat. Mantan Presiden Bill Clinton dan Barrack Obama, aktor-aktor dunia seperti Leonardo DiCaprio, Johnny Depp, dan Ben Affleck, serta presenter-presenter terkenal seperti Conan O’Brien hingga Jimmy Fallon. 

Joaquin Phoenix mengenakan setelan jas dari Martin Greenfield untuk film Joker.

Di usia yang ke-95 tahun, Martin Greenfield selalu peduli dan mendengarkan pendapat dari karyawan, vendor, dan para pelanggannya. Menurutnya, semua opini orang menjadi hal yang penting untuk bisa terus belajar dalam memproduksi pakaian terbaik. Saat ini, Greenfield, yang dijuluki sebagai “America’s Last Great Tailor” bisa sedikit bersantai di masa tuanya. Kedua anaknya, Jay dan Tod Greenfields yang sekarang bertanggung jawab melanjutkan Martin Greenfields Clothiers, memberikan pelayanan terbaik untuk mereka yang peduli akan penampilan, percaya bahwa sebuah pakaian adalah sumber keyakinan dan kekuatan.

You may also like