Bukan Sekadar Surga Safari

Mengenal Kenya, rumah abadi dari kehebatan alam dan kekuatan tradisi.
by Robb Report
0 comment

Sebuah rumah bagi berbagai satwa liar, dengan gagah direpresentasikan oleh Singa Afrika Timur, Kenya adalah salah satu destinasi wisata terpopuler di dunia setiap tahunnya. Seringkali diasosiasikan dengan wisata safari dan lanskap yang menakjubkan, sebagian besar turis memang datang ke negara ini untuk mengunjungi taman nasional atau mendaki pegunungan hijau. Peningkatan penghasilan dari sektor turisme Kenya di tahun 2022 bahkan mencapai 83%, tepatnya pasca pandemi Covid-19 yang mengharuskan sebagian besar negara membatasi pendatang internasionalnya. Kenaikan angka tersebut tentunya membuktikan satu hal–Kenya masih menjadi destinasi yang diminati banyak khalayak.

Dikenal dengan banyak hal, tetapi daya tarik Kenya adalah kekayaan alamiah mereka. Kenya menjadi hunian bagi the big five dari satwa liar; singa, leopard, gajah, badak, dan banteng, seluruhnya tersebar dalam 50 taman nasional di Kenya. Iklimnya yang beragam menjadi pendorong keberagaman flora dan fauna Kenya, mulai dari pegunungan hingga bawah laut. Lanskap yang menakjubkan juga menghiasi setiap sudut negara ini, memanjakan pengunjungnya dengan atmosfer liburan pilihan mereka, baik itu pantai di Mombasa maupun puncak tertinggi kedua di Benua Afrika, Gunung Kenya.

Salah satu hotel paling dicari-cari di Kenya, Giraffe Manor, memberikan pengalaman interaksi secara dekat dengan jerapah. Foto: Unsplash.

 

Hunian Tradisi yang Menakjubkan

Membentang seluas 569.140 km persegi, negara di Timur Benua Afrika ini merupakan hunian bagi setidaknya 53 juta masyarakat. Dengan populasi sebesar itu, tentunya kehidupan Kenya dibangun oleh komunitaskomunitas lokal dan internasional yang jamak, membuatnya menjadi negara penuh warna dan keberagaman. Sebuah bangsa multibahasa, Kenya menjadikan Bahasa Swahili dan Inggris sebagai bahasa resmi mereka. Namun, terdapat lebih dari empat puluh bahasa Afrika lainnya yang digunakan oleh masyarakat Kenya, terutama di pedesaan atau di antara orang-orang dari kelompok etnis yang sama. Tak jarang para pendatang memilih Kenya dengan tujuan mempelajari bahasa baru.

Suku Maasai–salah satu kelompok etnis yang menghuni Kenya sejak dahulu kala, memiliki salah satu budaya dan tradisi yang paling dirayakan, bahkan secara global. Terlebih, Maasai seringkali disebut sebagai penghuni asli Kenya. Hingga kini, masyarakat Maasai menjadi satu dari beberapa suku yang mempertahankan sebagian besar tradisi, ketika banyak dari suku lain melakukan adaptasi seiring berjalannya waktu. Suku Maasai diperkirakan berasal dari barat laut Kenya, tepatnya di sebelah utara Danau Turkana di hilir Lembah Nil. Selayaknya komunitas semi nomaden pada umumnya, mereka bermigrasi ke selatan dan menetap di Great Rift Valley serta wilayah Dodoma dan Gunung Marsabit. Maasai terdiri atas sekelompok pejuang yang mahir dalam penggunaan perisai dan tombak, yang dikenal sebagai Orinka. Kini, masyarakat Maasai sangat mudah diidentifikasikan melalui pakaian tradisional yang merah merona, dengan aksesoris manik-manik dan tak lupa tombak yang selalu mereka bawa.

Suku Maasai. Foto: Unsplash.

Musik juga merupakan aspek penting dalam kehidupan suku Maasai. Lagu pengantar tidur, lagu senandung, melodi monofonik, selalu dilantunkan oleh para ibu kepada putra-putrinya sewaktu kecil. Musik dalam suku Maasai sangatlah istimewa karena digunakan untuk mengiringi tarian tradisional merayakan pemberkatan ternak, pernikahan, atau hasil berburu. Musik Maasai biasanya memiliki dua bagian: harmoni ritmis yang dibawakan oleh paduan suara vokalis dan melodi yang dibawakan oleh pemimpin lagu atau olaranyani. Struktur lagunya dilakukan secara sahut-sahutan antara olaranyani dan anggota kelompok lainnya. Gerakan kepala juga penting dalam lagu Maasai, di mana partisipan memiringkan kepala ke belakang untuk menarik napas dan ke depan untuk menghembuskan napas. Aktivitas ini menghasilkan ritme sinkopasi yang memikat saat individu menyanyikan nada yang berbeda, sangatlah memberikan suasana baru ketika para turis juga ikut serta dalam tarian tersebut.

 

Produsen Kopi Besar yang Jarang Mengonsumsi Kopi

Seperti negara Kawasan Afrika lainnya, Kenya merupakan surga bagi para penggemar wisata kuliner. Menjadi rumah dari setidaknya 42 kelompok etnis, Kenya memiliki makanan khas yang diolah berdasarkan tradisi masing-masing budaya sehingga menghasilkan beragam hidangan lezat. Bagi para foodie yang selalu mengeksplor hal baru dapat mencoba berbagai hidangan tradisional seperti ugali dan berbagai jenis semur daging. Bahkan, beberapa restoran menawarkan olahan daging buaya bagi Anda para pencari tantangan. Hidangan khas Afrika ini pada umumnya dinikmati para turis setelah wisata safari. Mombasa dan Nairobi dapat menjadi pilihan selanjutnya untuk mencoba street food terbaik Kenya.

Selain kuliner penuh rempah dan cita rasa, Kenya menjadi produsen kopi terbesar kelima di Afrika, dengan sekitar 46 juta kilogram produksi kopi pada tahun 2020. Biji kopi asal Kenya terkenal dengan profil rasa yang unik. Kuat dan memiliki rasa buah juga keasaman seperti wine, kompleksitas rasa kopi asal Kenya dipengaruhi oleh kombinasi antara iklim, tanah, dan ketinggian perkebunannya. Tidak mengejutkan bahwa kopi menjadi komoditas ekspor paling berharga dari Kenya. Meskipun demikian, konsumsi kopi masyarakat Kenya masih cenderung rendah. Faktanya, hanya 5% total output kopi Kenya yang dikonsumsi oleh masyarakatnya sendiri. Namun pada dasarnya, Kenya memiliki budaya minum teh yang jauh lebih melekat dibandingkan kopi. Sebagai negara produsen teh ketiga di dunia–tepatnya setelah Tiongkok dan India, Kenya juga mempunyai industri teh yang masyhur. Sejarah industri teh di Kenya memiliki ikatan erat dengan latar belakang kolonialisme oleh Inggris. Bahkan, Inggris menjadi importir teh Kenya terbesar. Namun, budaya minum teh Kenya adalah sebuah tradisi yang telah dilakukan masyarakatnya secara turun temurun. Masyarakat Kenya rutin meminum teh strangi, yaitu teh hitam polos atau tangawiz, campuran teh hitam dengan jahe segar.

 

Panggung Utama The Great Migration

Taman Nasional Masai Mara. Foto: Unsplash.

Kenya telah diakui oleh World Travel Awards sebagai tujuan safari terkemuka di dunia. Meski turis datang ke Kenya dengan tujuan beragam di luar wisata safari, liburan di Kenya tidak akan terasa terpenuhi tanpa menyaksikan migrasi fauna terbesar di Afrika yang melibatkan dua negara, dua juta ekor binatang, dan rentang waktu selama satu tahun. Pada migrasi ini, jutaan satwa seperti rusa kutub dan kijang menjelajahi Afrika Timur. Peristiwa langka ini merupakan siklus biologis, di mana satwa berpergian untuk tujuan utama: air dan vegetasi. Pada umumnya, “titik awal” dari migrasi ini dimulai di Serengeti Selatan, Tanzania pada bulan April. Dipandu oleh naluri bertahan hidup, setiap rusa kutub akan menempuh jarak 800 hingga 1.000 km dalam perjalanannya. Dalam perjalanannya, para mamalia ini akan melewati berbagai tantangan mulai dari cuaca ekstrim hingga predator yang lapar seperti singa, macan tutul, citah, dan buaya dapat terlihat menerkam targetnya, memastikan hanya yang terkuatlah yang akan bertahan dalam tontonan yang dijuluki sebagai “pertunjukan terhebat di Bumi”.

Terdapat waktu tertentu untuk menyaksikan peristiwa alamiah spektakuler ini di Kenya. Berlokasi tepatnya di Taman Nasional Masai Mara, migrasi akbar dapat ditemukan pada bulan Juli hingga Oktober. Salah satu peristiwa yang paling banyak diminati dalam migrasi adalah penyeberangan Sungai Mara yang terjadi sekitar akhir Juli hingga September, sebelum satwa liar kembali lagi ke selatan, sekitar akhir bulan Oktober hingga awal November. Ini adalah waktu terbaik untuk melacak dan melihat migrasi rusa kutub dan satwa lain di Masai Mara. Untuk menyaksikan migrasi akbar, para turis dibebaskan untuk memilih pertunjukan dari langit menggunakan balon terbang atau lewat daratan dengan menyewa Jeep 4×4.

Kenya adalah negara yang menawan. Penuh dengan daya tarik kaya akan budaya dan keunikan yang tidak dapat ditemukan di manapun, sangatlah masuk akal jika negara ini menjadi salah satu destinasi mewah yang rutin dikunjungi turis. Sebuah surga bagi jiwa penjelajah, Anda dapat mengunjungi Kenya untuk bersantai dan belajar, kemudian kembali ke tanah air dengan memori langka penuh kesan.

You may also like