Sorotan Hari Ketiga World Water Forum ke-10 di Bali

Pemerintah lokal dan regional berada di garis terdepan dalam upaya menangani tantangan air.
by Fazil Pamungkas
0 comments

Rabu (22/05), peserta World Water Forum (WWF) ke-10 kembali melanjutkan upaya-upaya diskusi yang berkaitan dengan sesi tematik dan regional. Pada hari ketiga ini, sesi sintesis sub-regional Asia Tenggara menjadi pembahasan utama. Mereka menyoroti cara-cara pengelolaan kelangkaan air dan upaya berkelanjutan di seluruh wilayah Asia Tenggara.

Perwakilan negara dalam WWF ke-10 di Bali. Foto: worldwaterforum

Pada sesi diskusi, selama satu hari penuh, pemerintah lokal dan regional dari setiap negara secara aktif membahas berbagai aspek soal pengelolaan air, mulai dari memikirkan kembali nilai air, hingga pembiayaan infrastruktur dan layanan air. Diskusi yang intens menghasilkan kesepakatan bersama dan deklarasi antara World Water Council dan United Cities and Local Governments (UCLG).

Selama hari ketiga WWF ke-10 di Bali, terselenggara beberapa panel tingkat tinggi. Pada panel tentang “One-Health”, para peserta menyoroti perlunya kolaborasi sektor swasta dalam pengelolaan air global untuk One Health. Topik utama yang dibahas pada panel tingkat tinggi ini meliputi polusi sungai, ketersediaan air layak minum, kesehatan masyarakat, dan sistem peringatan dini. Penekanan diberikan pada pengembangan sektor WASH dan pengintegrasian epidemiologi. Mereka menggarisbawahi keterkaitan antara kesehatan manusia, lingkungan, tanaman, dan hewan.

Suasana diskusi panel di WWF ke-10 Bali. Foto: worldwaterforum

Kemudian pada panel tingkat tinggi mengenai observatorium global untuk sumber daya air non-konvensional dan energi terbarukan, para peserta mengusulkan beberapa metode, seperti desalinasi dan penggunaan kembali air sebagai solusi utama. Panel ini juga berjanji untuk mengurangi penggunaan air berlebihan, yang tidak digunakan dengan semestinya. Selain itu, pengurangan konsumsi listrik dan penerapan praktik hemat energi, menjadi sorotan utama lainnya. Para peserta menyadari jika biaya desalinasi sangat tinggi, sehingga komunikasi yang jelas sangat penting sebelum tindakan

Para peserta pemuda WWF ke-10 di Bali. Foto: worldwaterforum

Pada hari ketiga WWF, Bali Youth Plan menyelenggarakan acara sosial pemuda di Youth Space bersama UNDP. Acara ini diharapkan menjadi wadah untuk para pemuda yang berkumpul di WWF membentuk jaringan pertemanan antar negara peserta. Selama penyelenggaran, para pemuda mendapat kesempatan mencicipi hidangan khas Indonesia, mengikuti beragam kuis, dan saling berkomunikasi satu sama lain. Hari itu, Bali Youth Plan juga mengadakan sesi pertama Hackathon. Program tersebut mendorong para peserta untuk berkomunikasi bersama dan memancing imajinasi mereka dalam perancangan.

You may also like