Langkah Kilat dengan Kereta Cepat

Mengenal primadona baru dalam dunia transportasi Indonesia: Kereta Cepat Whoosh.
by Audrea Denneisha
0 comment

“18 km/h… 181 km/h… 200 km/h…” semua mata tertuju pada teks bergulir berwarna oranye yang menunjukkan kecepatan dari kereta cepat pertama milik Indonesia ini. Melaju dari Stasiun Halim menuju Tegalluar, perjalanan yang saya lalui hingga Stasiun Padalarang hanya memakan waktu 25 menit. Sebagai salah satu warga Jakarta yang sempat menempuh pendidikan lanjut di sekitar Bandung, perjalanan darat selama empat jam bahkan hingga enam jam sempat saya lalui saat harus kembali pulang ke Ibu Kota. 25 menit pun menjadi durasi yang sempat membuat saya terkagum-kagum. Singkat dan tak terasa. 

Perjalanan kilat bersama Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) mencerminkan wajah baru dalam kemajuan industri transportasi tanah air, yang dimulai saat Presiden Joko Widodo meresmikan KCJB di Stasiun KCIC Halim, pada 2 Oktober 2023 lalu. “Kereta Cepat Jakarta Bandung ini menandai modernisasi transportasi massal kita yang terhitung sudah efisien, ramah lingkungan, dan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya, maupun terintegrasi dengan TOD (Transit Oriented Development),” ujar Presiden Joko Widodo pada peresmian KCJB. 

Berbagai halangan dan rintangan dilalui sejak groundbreaking 21 Januari 2016 lalu. Dari target penyelesaian tahun 2019 dengan perkiraan biaya awal proyek sebesar US$6,07 miliar atau Rp91,5 triliun, KCJB berhasil terselesaikan dengan pembengkakan anggaran (cost overrun) sebesar US$1,2 miliar atau Rp18,36 triliun yang disebabkan oleh pandemi dan penundaan logistik lainnya. Tak jarang keluhan dan ketidakyakinan dilontarkan masyarakat selama tujuh tahun tersebut, namun sekarang kereta cepat ini menjadi tonggak kesuksesan baru untuk transportasi Indonesia. 

Foto: Presiden RI.

Menjanjikan kenyamanan, keamanan, dan kecepatan perjalanan di antara dua kota terpadat di Indonesia, proyek kereta berkecepatan tinggi KCJB menandakan dimulainya sebuah revolusi dalam infrastruktur transportasi negara. Dahulu, negara terdekat dari Indonesia untuk mencoba teknologi kereta cepat adalah Jepang dan Tiongkok. Jepang tentunya dengan Shinkansen yang telah terhubung dari kota paling utara yaitu Hokkaido ke daerah paling selatan di Kota Kagoshima, sedangkan Tiongkok dengan kereta Shanghai Maglev yang juga merupakan kereta tercepat di dunia dengan kecepatan maksimal 460 km per jam. Kini, KCJB hadir sebagai kereta cepat pertama, tidak hanya di Indonesia, namun juga di Asia Tenggara. 

Kedua negara Asia Timur itu turut mengambil andil dalam tahap perencanaan KCJB. Sebagai bagian dari strategi geopolitiknya, Jepang dan Tiongkok sempat “bersaing” menawarkan kereta cepat masing-masing negara untuk Indonesia. Tiongkok, yang kala itu gencar mengkampanyekan Belt and Road Initiative untuk memperkuat pengaruhnya di benua Asia, Afrika, dan Eropa, memenangkan tender proyek KCIC setelah berhasil meyakinkan pemerintah Indonesia dengan skema business-to-business (B2B) tanpa menggunakan APBN ataupun jaminan pemerintah. Secara resmi, Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) adalah perusahaan konsorsium milik PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia sebesar 60% dan Beijing Yawan HSR Co.Ltd sebesar 40%. 

Mungkin Anda kini mengenalnya dengan sebutan “Whoosh” (baca: “wus”), sebuah nama yang menurut Presiden Joko Widodo terinspirasi dari suara sebuah kereta berkecepatan tinggi saat melesat. Tidak hanya sebuah nama unik dan catchy, sang presiden juga menjelaskan bahwa Whoosh merupakan akronim dari Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat. Euforia Whoosh sudah mulai terasa sejak pertengahan 2023. Dari kejauhan, mereka yang sedang berkendara di jalan berdampingan dengan trek sepanjang 142,3 km ini sudah dapat melihat kereta cepat berlalu lalang untuk melakukan uji coba. Rampungnya pembangunan stasiun pun memberikan masyarakat sebuah sneak peek yang berhasil meningkatkan antusiasme. 

Foto: Shutterstock.

Teringat saat pendaftaran uji coba gratis untuk pertama kalinya pada 16 September 2023, saya pun menjadi salah satu yang menantikan dan tak ingin ketinggalan mencoba Whoosh. Pendaftaran dibuka melalui situs web KCIC dan di hari yang telah ditunggu-tunggu masyarakat itu, laman web seketika eror. Teks bertuliskan “this site can’t be reached” berkali-kali muncul di layar selama berjam-jam, menandakan begitu banyaknya perangkat yang berupaya mengakses website KCIC. Mencoba untuk mendapatkan tiket uji coba gratis mengingatkan saya pada war tiket konser Coldplay beberapa bulan sebelumnya, perbedaannya adalah kali ini saya gagal mendapatkan tiket. Dengan besarnya minat masyarakat, harga tiket yang masih digratiskan, dan laman web yang tampaknya juga dikejutkan dengan percobaan akses yang sangat besar, sepertinya bahkan lebih susah untuk mendapatkan tiket Whoosh di masa uji coba dibandingkan konser Coldplay. 

Lebih dari satu bulan setelah peresmian, Whoosh telah membawa lebih dari 528 ribu penumpang. Pada 12 November 2023, Whoosh mencetak rekor jumlah penumpang harian terbesar dengan total 21.312 dalam 36 jadwal perjalanan. Dengan tarif promo yang masih berlangsung hingga akhir Desember, rata-rata okupansi perjalanan mencapai 98,5%. Tak jarang pula tiket terjual habis di hari dan jam tertentu, KCIC kerap menambahkan jadwal dan jumlah perjalanan kereta. Seperti misalnya pada 12 November 2023 yang jatuh pada hari Minggu, KCIC mengoperasikan 28 perjalanan reguler dan delapan perjalanan tambahan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di akhir pekan. 

“Saya mendapatkan pengalaman positif ketika menggunakan Whoosh. Pelayanan yang ramah dan ketepatan waktu datang kereta serta fasilitas yang tersedia pada Whoosh meninggalkan kesan sangat baik,” sebut Riani Sagita, salah satu warga Jakarta yang telah mencoba menggunakan layanan Whoosh untuk perjalanan bisnis. 

Dalam hal berlibur, kota Bandung dan segala keindahannya masih menjadi salah satu destinasi utama bagi mayoritas warga Jakarta. Setiap hari, jumlah kendaraan yang menuju Bandung tidak sedikit apalagi di akhir pekan. Sehingga, tidak hanya untuk mengentas kemacetan antara Jakarta dan Bandung, Whoosh dibangun dengan harapan akan mengurangi emisi karbon dari kendaraan pribadi. Manager Corporate Communication KCIC, Emir Monti, mengatakan bahwa 53% pengguna kereta cepat didominasi oleh individu, keluarga, dan kelompok masyarakat yang hendak berlibur, menunjukkan bahwa Whoosh mulai dipilih untuk berwisata, menggantikan kendaraan pribadi. Kini, warga Jakarta tidak hanya pergi ke Bandung untuk menikmati udara segar dan kulinernya saja, perjalanan menggunakan Whoosh menjadi daya tarik tersendiri. 

Foto: KCIC.

Kereta dengan Teknologi Terkini dari Tiongkok 

Kereta KCIC400AF melaju di dalam jalur yang dibangun di atas jalan tol Cikampek hingga Padaleunyi. Seakan berlomba untuk mencapai Kota Kembang, trek dibangun berdampingan dengan jalan layang tol MBZ, yang juga menjadi salah satu pengurai kemacetan menuju Jawa. Jika Anda pernah berkunjung ke Tiongkok dan mencoba kereta cepat Fuxing, mungkin Anda menyadari bahwa Whoosh menggunakan jenis kereta yang sama. Keduanya merupakan hasil karya CRRC Qingdao Sifang Co., sebuah perusahaan yang tidak hanya memegang peran krusial dalam pembangunan sistem transportasi Tiongkok, namun juga menyuplai kereta untuk rute-rute utama MRT Singapura. Kereta Electric Multiple Unit (EMU) dengan delapan gerbong ini dilengkapi teknologi mutakhir yang dirancang untuk perjalanan cepat, aman, dan nyaman. Salah satunya adalah fitur cabin noise rendah yang mampu meredam getaran. 

Masyarakat dapat menikmati tiga kelas dalam kereta Whoosh, masing-masing menawarkan tingkat kenyamanan, layanan, dan fasilitas yang berbeda. Di harga terendah, terdapat kelas premium economy yang hingga kini masih dalam periode harga promo sebesar Rp200.000, terdapat pula business class dengan harga Rp450.000, dan kelas tertinggi yaitu first class dengan harga Rp600.000. Dalam satu perjalanan, Whoosh dapat mengangkut 601 penumpang: 555 penumpang di kelas premium economy, 28 di business class, dan 18 dalam kategori first class. 

Sebuah tips yang patut diingat jika suatu saat Anda ingin memesan tiket Whoosh adalah untuk memperhatikan nomor gerbong yang dipilih. Jika berangkat dari Stasiun Halim, kereta terdepan merupakan gerbong 8. Sebaliknya, untuk keberangkatan dari wilayah Bandung, baik itu Stasiun Padalarang ataupun Tegalluar, kereta paling depan merupakan gerbong nomor 1. 

 

25 Menit Bersama First Class 

Kereta berangkat tepat pada waktunya dan saya menduduki kursi 3F di kategori first class. Hanya terdapat dua kereta first class di setiap trainset Whoosh, letaknya berada di ujung depan dan belakang kereta (kereta nomor 1 dan 8). Khusus untuk penumpang first class, terdapat pintu masuk terpisah sehingga privasi pun terjamin. Jika posisi kursi sangat berpengaruh untuk kenyamanan perjalanan Anda atau sekadar ingin melihat pemandangan indah pinggir Jawa Barat dari jendela, Anda tidak perlu khawatir sebab nomor kursi dapat dipilih saat pembelian tiket baik itu secara langsung di stasiun maupun berbagai melalui platform online

Di bagian dalam, terdapat sembilan tempat duduk captain seat dengan susunan 2-1. Bahan faux leather berwarna abu- abu membuat tampilan minimalis, modern, namun tetap menyatu dengan keseluruhan interior kereta. Pola batik mega mendung khas Cirebon terlihat menghiasi sandaran kepala, menambahkan sentuhan budaya lokal pada kereta asal Tiongkok ini. Untuk memberikan kenyamanan penuh, setiap kursi didesain dengan dudukan lebar, backrest yang dapat disandarkan dan juga pijakan kaki untuk kursi pada deretan kedua dan ketiga. Tak lama setelah kereta berjalan, seorang pramugari memasuki gerbong dan memberikan kotak berisikan roti, air putih, dan minuman jus kemasan. 

Perjalanan dilalui dengan sunyi, suara dari mesin ataupun perbincangan penumpang terdengar senyap. Detik demi detik, kecepatan kereta meningkat secara signifikan. Memasuki menit ke-12 dalam perjalanan, terdengar suara perempuan yang mengumumkan bahwa sebentar lagi kereta akan mencapai kecepatan maksimal. Seluruh penumpang serentak kembali mengalihkan perhatiannya pada angka yang terpampang pada layar “Current Speed”. Tepat di menit ke-14, angka tersebut mencapai 350 km/h, kecepatan maksimal untuk KCIC400AF. 

Tanpa waktu lama, tidak terasa perjalanan saya berakhir di Stasiun KCIC Padalarang. Dilanjutkan dengan perjalanan kereta feeder gratis menuju Stasiun Bandung, total waktu yang saya habiskan untuk mencapai pusat kota Bandung hanya 45 menit. 

Foto: Shutterstock.

Melaju hingga timur Pulau Jawa? 

“Kehadiran kereta cepat diharapkan mampu menumbuhkan kebiasaan masyarakat menggunakan transportasi publik,” sebut Emir. Jika biasanya kendaraan pribadi diandalkan untuk bepergian antara Jakarta-Bandung, Whoosh menjadi alternatif efisien yang menawarkan kecepatan dan kenyamanan dari stasiun ke stasiun. Sejak bulan November, Stasiun Halim mulai diramaikan dengan berbagai kios kuliner, seperti Starbucks hingga Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) makanan tradisional seperti gudeg. 

Kehadiran UMKM di dalam stasiun-stasiun KCIC selaras dengan pesan yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat peresmian Whoosh: “Melalui Proyek KJCB ini kita mendapat berbagai manfaat bagi bangsa, mulai dari terciptanya lapangan kerja baru utamanya bagi masyarakat lokal, menghadirkan multiplier effect terhadap moda transportasi lainnya, menciptakan pertumbuhan ekonomi di wilayah yang dilintasi jalur kereta api cepat, terjadinya transfer teknologi mutakhir terutama di bidang konstruksi dan modernisasi sistem perkeretaapian.” Lapangan kerja terbuka bagi masyarakat sekitar proyek KCJB. Aktivitas perdagangan di area sekitar stasiun hingga lapangan pekerjaan untuk mereka yang tinggal di wilayah jalur KCJB turut meningkat. 

Tidak hanya melibatkan UMKM dan warga sekitar, KCIC juga membangun kerjasama dengan sejumlah tempat wisata di daerah Bandung. Enam destinasi wisata Bandung dapat dikunjungi secara gratis bagi pemegang tiket Whoosh, termasuk Floating Market Lembang, Farm House Lembang, dan The Great Asia Africa yang pada bulan November mengalami peningkatan kunjungan sebanyak lima kali lipat dari bulan sebelumnya. 

Kesuksesan Kereta Cepat Jakarta Bandung membawa harapan akan ekspansi ke seluruh penjuru Indonesia. Dengan kecepatan tinggi, Whoosh akan melaju hingga ujung timur Jawa dalam beberapa tahun mendatang. Kembali menggandeng Tiongkok, studi kelayakan proyek untuk ekstensi KCJB menuju Surabaya telah dimulai oleh pemerintah pada awal November menurut Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo. Dengan jarak sepanjang 780 km, perjalanan darat antara Jakarta-Surabaya melalui tol Trans Jawa biasanya memakan waktu 9 hingga 10 jam. Namun, kereta cepat dapat memangkas waktu perjalanan menjadi hanya 3,5 jam. Sembari menunggu perkembangan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya, mari menikmati euforia kebaruan dari Whoosh dan menjadi bagian dari era baru transportasi Indonesia.

You may also like