Dari Safir Biru hingga Choker Berlian: Karya Terbaik pada Presentasi High Jewelry di Paris

Safir mengkilap dari Madagaskar, kalung choker berlian yang megah, dan perhiasan multifungsi, ketiganya menjadi karya paling mencuri perhatian tahun ini.
by Robb Report
0 comment

Couture Paris selalu memberikan pengalman berbeda, segar dan cerah, sejalan dengan suhu kurang dari nol di bulan Januari. Dua tren high jewelry yang sedang hangat—wearability dan transformability—mencerminkan suasana ini, sehingga secara tidak langsung menurunkan tingkat formalitas dalam pemakaian perhiasan tinggi, membuatnya sedikit lebih menyenangkan. Bahkan di sejumlah rumah mode, vitrin kaca terlihat menghiasi jalan di mana model-model berjalan mengelilingi ruangan dengan mengenakan perhiasan eksklusif, permata ditampilkan sesuai dengan desain, berkilau di bawah cahaya. Sejumlah potongan semakin mudah ditransformasi, menyambut kreasi yang lebih serbaguna dan modis, mulai dari hiasan rambut dan bahu hingga kancing dan jaket cincin imajinatif. Ceria dan ringan, musim ini sepertinya akan menjadi salah satu musim couture yang paling menarik.

 

Dior

Foto: Dior.

7th Arrondissement di Paris menjadi lokasi di mana high jewelry tidak hanya ditampilkan, tetapi juga disajikan berdampingan dengan haute couture, Baby Dior, Dior café, dan pengrajin yang sedang bekerja on-site. Layaknya sebuah “Dior universe”, ini menjadi suasana sempurna untuk menyajikan Dior Délicat high jewelry, sebuah koleksi lanjutan dari Galons Dior dan Dearest Dior yang terinspirasi oleh haute couture. Lapisan-lapisan tumpang tindih dan merapal—dicapai melalui asimetri, batu permata berbagai potongan, dan helai-helai berlipat yag disajikan dengan gaya sedikit punky—muncul dalam perhiasan utama koleksi Dior Delicat: sebuah kalung enam lapis menyerupai kerah yang dihiasi dengan berlian berbentuk pir 7.08 karat. Koleksi ini terlihat sangat fashionable, dengan sejumlah produk bergaya rock’n’roll, seperti ear huggies dan climbers, tiara, dan hair sliders.

 

Louis Vuitton

Foto: Louis Vuitton.

Louis Vuitton memasuki tahap kedua Deep Time, sebuah perjalanan epik mengarungi ruang dan waktu yang pertama kali diluncurkan pada bulan Juli 2023. Perhiasan dalam koleksi Deep Time menggambarkan asal-usul bumi hingga awal kehidupan, terinspirasi dari fosil, biji, dan tanaman. Salah satu piece paling memikat adalah kalung Myriad, terbuat dari emas putih dan berlian berbentuk menyerupai DNA, membentuk gelombang yang halus diikat dengan tali berlian megah—menyerupai kabel-kabel pada koper khas Louis Vuitton. Sang rumah mode ahli geometri ini membuat suite Skin baru menampilkan motif kotak-kotak seperti lego yang terbuat dari hampir 300 safir Umba—dipasang dalam potongan seperti kalung dan sautoir. Para penggemar juga akan mengingat Damier, motif LV yang belakangan ini muncul di mana-mana, mulai dari aksesori hingga ready-to-wear.

 

David Morris

Foto: David Morris.

Keindahan Aurora Borealis menjadi inspirasi bagi koleksi baru David Morris, yang juga memiliki nilai sentimental sebagai nama anak perempuan termuda dari sang direktur kreatif, Jeremy Morris. Koleksi ini mengeksplorasi warna-warna yang dihasilkan oleh northern lights—terutama warna hijau yang diwujudkan dengan sekumpulan zamrud dan berlian yang luar biasa. Warna biru juga menjadi sorotan dalam koleksi ini, suatu warna yang lebih jarang terlihat di Utara bumi. Kalung Lyra adalah bentuk kecantikan sejati, dengan safir biru Madagaskar 94.95 karat ditempatkan di antara gelombang-gelombang pita berlian dan ditaburi dengan 5.13 karat berlian merah muda. Cuff starburst dihias sangat cantik dengan tourmaline Paraiba, memadukan 52.12 karat Paraiba di antara lapisan-lapisan safir biru sebanyak 58.88 karat, semuanya dengan motif sunburst untuk menambah faktor “wow”.

 

Graff

Foto: Graff.

Graff selalu dapat diandalkan dalam menyajikan batu soliter yang menakjubkan, tetapi rumah perhiasan ini sedang melakukan pembaruan desain. Keahlian Graff dalam mengelola batu permata menjadi inspirasi utama, dengan sang direktur desain, Anne-Eva Geffroy, mengatakan bahwa rumah ini “perlu bereksperimen, mendorong batasan bahasa desain kami sambil tetap setia pada filosofi yang mengutamakan batu.” Hasilnya adalah kreasi modern dan stylish seperti gelang yang memukau dengan safir Sri Lanka seberat 118.17 karat yang mencuat di atas lapisan emas putih, dihias dengan berlian dari sisi ke sisi. Dalam produk lain, dua berlian berbentuk pir kuning menggantung, melayang seperti matahari terbenam, dari kalung bergaya tali yang lembut, sementara cincin burung memberikan nuansa bermain. Sebuah berlian oval 3.50 karat duduk manis di antara batu membentuk bulu, mata zamrud, dan paruh onyx yang terlihat sedikit.

 

Cartier

Foto: Cartier.

Cartier menampilkan bab ketiga dari koleksi Le Voyage Recommencé-nya, yang pertama kali diungkapkan musim panas lalu. Jacqueline Karachi, direktur high jewelry creation Cartier, menjelaskan bahwa koleksi ini “menggeser batas kreasi dan menemukan horison baru,” yang terlihat dalam eksplorasi desainer akan ciri khas Cartier. Misalnya, macan tutul, yang pertama kali muncul pada tahun 1914 beristirahat di tengah kalung peridot oktagonal, manik-manik nuansa coral, berlian, dan oniks, memegang peridot cabochon seberat 26.52 karat. Dalam kalung lain, Cartier, sang master dalam perpaduan, mengepang obsidian, jasper, kayu petrified, lacquer hitam, dan berlian yang diakhiri dengan sebuah turmalin hijau seberat 45.99 karat.

 

Boucheron

Foto: Boucheron.

Setiap bulan Januari, direktur kreatif Boucheron, Claire Choisne, membuka kembali arsip rumah perhiasan ini. Dan tahun ini, couture menjadi sumber inspirasinya. “Ada sebuah paradoks dalam sesuatu yang tampak cukup radikal dan ketat pada awalnya, tetapi jika dilihat secara dekat, akan memperlihatkan akumulasi ornamen yang benar-benar halus dan terperinci,” sebut Claire. “Ada banyak simbol budaya, tetapi hasil akhirnya memukau dan berdaya.” 24 perhiasan dalam koleksi ini menangkap kekuatan itu, dan datang dengan tema palet putih yang sangat chic dari kristal batu dan berlian, dilengkapi sentuhan transformatif dan versatile. Di balik Nœus Bow (gambar kiri), terdapat kerajinan yang sungguh indah: 2.600 jam untuk memotong dan memasang 435 kristal batu baguette cut yang disimpan dalam pita grosgrain, pita itu lebih lanjut dihiasi dengan berlian dan ditutupi oleh batu berbentuk pir seberat 4.05 karat. Perhiasan ini dapat digunakan dalam enam cara berbeda, termasuk sebagai gelang, cincin, dan aksen bahu. Aiguillette kepang yang terbuat dari emas putih, kristal batu, dan berlian, juga menjadi game changer untuk lini high jewelry. Imajinatif dan halus dalam kerajinan, potongan kristal batu berlian ini dapat dipakai sebagai bros, gelang, dan bahkan anting-anting.

 

Chaumet

Foto: Chaumet.

Chaumet mungkin termasuk salah satu rumah tertua dan paling bersejarah di dunia, tetapi ia juga salah satu yang paling inovatif dan menarik. Koleksi kapsul Un Air de Chaumet berisi delapan potongan merayakan gerakan dan alam, khususnya burung-burung yang sangat dicintai oleh pendiri Chaumet. Bulu firebird tampil dalam perhiasan yang menampilkan anting dan earcuff asimetris yang dapat di mix-and-match, disertai sebuah bros gabungan rose gold yang bertekstur dan berlian yang diatur dalam desain yang menekankan aspek dinamika. Energi itu berlanjut dalam tiara Plumes d’or yang lembut dan cantik, yang menggabungkan platinum ke dalam campuran, diakhiri dengan sebatang berlian berbentuk pir tunggal seberat 2.30 karat. Tiara ini dapat berubah menjadi bros dan hiasan rambut—begitu banyak aspek dari Un Air de Chaumet menekankan pada fleksibilitas, tren besar couture tahun ini.

You may also like