Tahun 2024 menjadi spesial karena menandakan tahun kabisat. Tepat dengan momentum ini, Audemars Piguet baru saja meluncurkan arloji istimewa yang dirancang bersama dengan musisi, kolektor arloji berpengalaman, sekaligus mitra lama mereka yaitu John Mayer.
Model ini menandai akhir dari suatu era dan awal yang baru. Royal Oak Perpetual Calendar “John Mayer” Limited Edition menjadi edisi terbatas terakhir dari merek tersebut yang menggunakan mesin Calibre 5134. Desain yang ditawarkan menarik karena diciptakan mewujudkan imajinasi dan menampilkan estetika celestial yang indah, terinspirasi dari langit malam.
Untuk kolaborasi baru ini, AP menghadirkan kecakapan teknisnya sambil memanfaatkan kreativitas Mayer untuk memberikan perspektif baru pada model ikonik ini. Sang penyanyi memberikan sudut pandang unik, menggabungkan pandangan artistiknya dengan selera akan presisi dan ketertarikan pribadi pada seni pembuatan arloji. Hasil dari kolaborasi ini adalah sebuah arloji indah yang mempertahankan ciri khas Royal Oak—yang telah berkontribusi pada warisan abadi AP—dengan sentuhan bahasa desain kontemporer yang segar.
Dial memainkan peran penting dalam pembuatan arloji dan telah lama menjadi area yang diminati Mayer, sehingga perhatian terhadap detail dalam pembuatan dial sangatlah penting. Dial biru berkilau menjadi sorotan utama pada model yang terinspirasi dari kosmos dan memiliki dengan konsep “Crystal Sky” ini. Desain dibuat dalam warna biru tua menggunakan Physical Vapour Deposition (PVD), yang mempertahankan dan meningkatkan kedalaman pola sekaligus memaksimalkan permainan cahaya. Motif timbul terdiri dari bentuk tidak beraturan yang menyerupai kristal, dimana sudut dan segi tajamnya menambah tekstur dan kedalaman.
“Arloji-arloji favorit saya memiliki dial yang dapat Anda lihat tanpa lelah,” kata Mayer. “Dial arloji yang bagus terasa seperti jendela—Anda tidak hanya menatap permukaannya, tapi melihat ke dalamnya. Dalam QP ini, seperti melihat ke langit tanpa bulan. Ada rasa alami yang nyata di dalamnya. Dan ketika Anda menggabungkan rasa kedalaman dan luas itu dengan komplikasi kalender perpetual, itu adalah kombinasi yang sangat kuat antara kecakapan teknis dan desain estetika.”
Membayangkan dial yang sempurna melampaui estetika dan turun ke elemen teknis seperti keterbacaan. Di sini, Mayer mengusulkan beberapa modifikasi halus pada tampilan kalender perpetual. Misalnya, angka “31” pada subdial tanggal biasanya berwarna merah pada model modern Royal Oak Perpetual Calendar, tetapi di sini dicetak dengan warna putih. Selain itu, kedua angka “31” sekarang memiliki ukuran yang lebih kecil dan sedikit berundak untuk membedakannya dari angka “1” yang berdekatan. Terakhir, Mayer memilih warna biru muda untuk penunjuk waktu karena ia menganggap itu memudahkannya.
Di dalam, Royal Oak Perpetual Calendar “John Mayer” Limited Edition tak kalah istimewa karena menandai akhir dari era mesin Calibre 5134 milik AP. Sejarah AP dengan mesin kalender perpetual dimulai pada 1967 dengan Calibre 2120/2800, yang ditempatkan di arloji perpetual tertipis dengan penggerak otomatis pada masanya. Dalam beberapa dekade mendatang, AP terus mengembangkan lini kalender perpetual-nya, yang berpuncak pada pembuatan Calibre 5134 pada 2015.
“Calibre 5134 akan tercatat dalam sejarah sebagai salah satu yang mendefinisikan era koleksi arloji—dan antusiasme publik secara luas—untuk komplikasi yang sebelumnya tidak menikmati perhatian dan keinginan sebesar itu,” kata Mayer. “Bagi saya, kalender perpetual adalah komplikasi utama, tolok ukur untuk arloji mewah, dan meskipun ada desain yang lebih kompleks, pijakan historis AP dalam sejarah pembuatan arloji yang membuatnya menonjol.”
Royal Oak Perpetual Calendar “John Mayer” Limited Edition tersedia dalam jumlah terbatas hanya 200 buah, dengan harga $180.700 atau Rp2,8 miliar.