Melihat Proses Di Balik Pembuatan Martell Cognac

Perjalanan sebuah warisan berumur 300 tahun untuk tetap berinovasi.
by Robb Report
0 comments

Amaury Firino Martell lahir di Cognac, Prancis, pada tahun 1985. Ia merupakan generasi ke-9 dari keluarga Martell, tumbuh besar dengan tradisi mengolah bahan-bahan terbaik menjadi sebuah minuman dengan cita rasa khas Prancis, yang saat ini dikenal di seluruh dunia. Kini, melanjutkan tugasnya sebagai penerus warisan cognac, Amaury tidak pernah berhenti untuk terus belajar dan berinovasi dalam tiap proses pengolahan cognac. Ia selalu menekankan pentingnya keputusan untuk melibatkan alam sekitar saat memproduksi sebuah minuman berkualitas, konsistensi, dan keberlanjutan, dalam visinya memperkenalkan Martell Cognac ke lebih banyak orang di seluruh dunia, khususnya di Indonesia.

Martell Cognac berhasil menempatkan namanya ke posisi teratas sebagai brand yang selalu konsisten akan kualitasnya selama kurang lebih 300 tahun lamanya. Namun, penikmat minuman beralkohol selalu menginginkan sesuatu yang baru. Bagaimana Martell menghadapi permintaan pasar dunia? Robb Report Indonesia berkesempatan berbincang santai bersama Amaury Martell dan Alexandre Combescot, sebagai Brand Education Ambassador Martell Cognac di acara launching produk terbaru dari Martell Cognac, di AVVA Lounge, Plaza Senayan, beberapa waktu lalu.

Amaury Martell menjelaskan hal-hal penting yang berhubungan langsung dengan strategi untuk selalu memastikan kualitas terbaik dari produk-produk Martell Cognac tetap terjaga, dan apa rahasia Martell menjadi produk berkelas dunia yang tak diragukan lagi kesempurnaan kualitasnya.

Amaury Martell. Foto: Martell Cognac.

1. Pengumpulan dan Pembuatan Wine

Cognac adalah minuman beralkohol yang dibuat dari wine yang disuling. Memiliki kebutuhan wine yang cukup banyak, Martell pun membuat kontrak dengan sekitar 200 pembuat anggur di Fins Bois, Borderies, dan Grande Champagne, di mana para pembuat anggur ini mengirimkan produksi anggur mereka untuk diuji pihak Martell. Anggur yang sudah terkurasi dan terpilih akan dilakukan proses penyulingan. Hanya tipe bright filtered wine yang akan diambil untuk proses distilasi.

 

2. Proses Distilasi

Penyulingan bright wine akan menghasilkan jenis spirit yang lebih clean dan pure. Proses penyulingan ini dilakukan dua kali bahkan bisa sampai empat kali untuk menghasilkan hasil sulingan terbaik yang disebut clean dan pure. Pada tahap pertama distilasi, anggur yang telah difermentasi dipanaskan dalam alat penyulingan bernama alembik. Alkohol dalam anggur akan menguap pada suhu yang lebih rendah daripada air, sehingga alkohol akan terkumpul di bagian atas alembik. Cairan yang terkumpul di bagian atas alembik kemudian didinginkan dan dikumpulkan. Cairan ini disebut brouillis. Pada tahap kedua distilasi, brouillis akan didistilasi kembali. Proses ini menghasilkan cairan yang lebih murni dan memiliki kadar alkohol yang lebih tinggi. Cairan ini disebut grand feu atau Eau-de-vie, yang merupakan istilah dalam Bahasa Prancis berarti “air kehidupan” dan menjadi istilah umum untuk minuman beralkohol yang dihasilkan dari distilasi buah-buahan.

 

3. Proses Penuaan

Setelah proses distilasi, eaux-de-vie akan melalui proses penuaan (ageing), di mana eaux-de-vie dimatangkan dalam tong selama dua tahun (atau lebih). Pada proses ini, Martell hanya akan menggunakan tong berbahan kayu Oak Troncais agar produk yang dihasilkan terasa lebih lembut, ringan, dan harum. Kayu Oak Troncais dipasok dengan tingkatan 1 sampai dengan 10. Namun Martell hanya menggunakan kayu dengan tingkatan 2 atau 3. Sebanyak 200.000 tong yang telah dipanggang akan digunakan untuk mengolah eaux-de-vie mencapai tingkat kematangan yang sempurna.

4. Proses Pencampuran

Proses blending dimulai dengan pemilihan eaux-de-vie dari berbagai vintage dan wilayah. Eaux-de-vie yang dipilih harus memiliki kualitas yang tinggi dan karakteristik yang sesuai dengan gaya Martell. Setelah eaux-de-vie dipilih, proses blending dimulai. Eaux-de-vie dicampur dengan hati-hati dalam jumlah yang kecil untuk menghasilkan rasa dan aroma yang diinginkan. Proses ini bisa memakan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Untuk memproduksi VS, dibutuhkan waktu selama satu bulan, tiga bulan untuk Cordon Bleu, dan empat bulan untuk XO Cognac.

Foto: Martell Cognac.

5. Berproses di Tengah Isu Pemanasan Global

Martell Cognac sangat memperhatikan isu yang sedang terjadi, yaitu pemanasan global. Sejak 2019, Martell Cognac memutuskan untuk tidak menggunakan bahan kimia dalam semua proses pembuatan produknya. Penyuburan kebun anggur pun dilakukan tanpa pupuk kimia walau di musim dingin. Tim dari Martell Cognac menanam berbagai macam sayuran dan aneka bunga di tengah-tengah tanaman anggur. Sayuran dan bunga-bunga inilah yang nanti akan hidup dari tanah beserta zat di dalamnya, sampai pada akhirnya tumbuh rerumputan liar di musim panas. Rerumputan ini akan membuat tanah menjadi subur. Dalam hal mesin, Martell menggunakan biogas sebagai bahan bakar sehingga tidak akan ada jejak karbon yang ditinggalkan, khususnya pada saat proses distilasi.

 

6. Selalu Mendengarkan Suara Pelanggan

Suara konsumen adalah yang utama. Amaury menjelaskan bagaimana ia bereaksi terhadap keinginan para pelanggan, terutama mereka yang sudah setia dengan Martell Cognac sejak lama. “Kami tidak pernah berhenti mendengarkan suara mereka, itu adalah hal terpenting, saya bisa membuat minuman dari cognac berkualitas, dan saya menyukainya. Tapi, apabila mereka tidak suka, maka ini tidak akan berjalan baik,” ujar Amaury.

7. Dukungan dari Komunitas

Komunitas memegang peranan penting dalam proses berkembangnya sebuah brand. Martell Cognac juga selalu menjaga hubungan baik dengan komunitas dari mitra usaha, para staf, petani lokal, bahkan para pelanggan yang telah setia mendukung brand berkembang sampai detik ini. “Semua yang mendukung kami, adalah komunitas yang kami sayangi, kami tidak mungkin ada di posisi sekarang kalau bukan karena dukungan dari mereka,” Alexandre Combescot, sebagai Brand Education Ambassador menjelaskan betapa penting keberadaan komunitas untuk kesuksesan Martell Cognac.

 

8. Inovasi

Meski Martell Cognac sangat dikenal dalam menjaga tradisi dan kualitas bahan serta produknya, namun inovasi menjadi kebutuhan dasar dalam menjawab permintaan para pelanggan. Amaury menggambarkan inovasi sebagai prinsip penting yang tidak boleh lepas dari perjalanan bisnis. “Tidak hanya produk akhir yang bisa kita nikmati, inovasi yang kami lakukan, pengembangan sisi teknologi, sumber daya alam, sumber daya manusia hingga cara berpikir dalam menghadapi perkembangan zaman,” Amaury menjelaskan dengan semangat.

 

9. Marketing Produk yang Unik

Dibutuhkan perencanaan matang untuk bisa memperkenalkan produk asal Prancis ini ke seluruh dunia. Tim dari Martell selalu berhubungan baik dengan banyak institusi, media, influencer dan komunitas dari seluruh dunia untuk mempertahankan eksistensinya sebagai brand nomor satu. Selain itu, kampanye marketing yang dijalankan di tiap negara selalu saja berhasil mencuri perhatian dan menjadi pembicaraan seperti saat Martell Cognac berkolaborasi dengan salah satu musisi tanah air, rapper wanita, Ramengvrl dalam kampanye #SwiftStory yang menjadi tema untuk mempromosikan The Next Level of Martell dengan nuansa “girl power” di Indonesia.

Salah satu acara peluncuran Martell Noblige. Foto: Martell Cognac.

You may also like