Modernitas dalam Tradisi

by kevin
0 comments

Bagi masyarakat modern, minuman jamu terasa kurang menarik. Kondisi ini yang kemudian memantik rasa iba, sekaligus penasaran dari putri pengusaha jamu Charles Saerang, yang juga merupakan cicit dari Lau Ping Niao, pendiri Nyonya Meneer. Vanessa Kalani Ong, seorang pengusaha muda dan kreatif, mengemban warisan keluarga dengan penuh semangat. Lahir dari garis keturunan yang telah memajukan industri ramuan herbal sejak awal abad ke-20, Vanessa membawa nuansa modern ke dalam tradisi keluarganya.

Meski menghabiskan masa remaja hingga lulus kuliah di luar negeri, tak membuat Vanessa melupakan asal usulnya. Keinginan untuk mengembangkan jamu bermula ketika ia berkuliah di Hawai. Ia melihat di sekelilingnya ada begitu banyak minuman kesehatan dari buah-buahan, terbesit untuk melakukan hal yang sama dengan jamu. Sejak memulai perjalanan bisnisnya pada 2014 dengan mendirikan Djamoe Workshop, Vanessa bertujuan untuk menghidupkan kembali keajaiban dan manfaat jamu tradisional. Dengan pengetahuan keluarganya yang kaya, ia menjadi garda terdepan dalam memperkenalkan kembali jamu kepada generasi muda yang mungkin tidak akrab dengan keberadaannya.

Namun, sebenarnya langkah Vanessa tak mudah. Ia seringkali berbeda pendapat dengan sang ayah yang masih sangat tradisional. Padahal, Vanessa yakin, dengan membuat jamu yang kekinian, akan membantunya tetap langgeng di kalangan anak muda. Ia mulai dengan berbagai konsep, seperti Taman Djamoe Indonesia, Djamoe Workshop, hingga Neera Ayu Foundation yang bertujuan untuk melestarikan kebudayaan Indonesia. Langkahnya tidak berhenti di situ. Vanessa tidak hanya memperkenalkan kembali ramuan herbal tradisional, tetapi juga mengubah wajahnya melalui pendirian Jamu Bar dan Jamu Jamu Co. Dengan kemasan baru yang mencolok dan rasa yang lebih segar untuk menyeimbangkan keasaman jamu, produk-produk ini mencuri perhatian generasi muda yang mencari gaya hidup sehat.

Sebelum pandemi melanda, Vanessa membuka The Jamu Bar di Jakarta dan Bali, menciptakan ruang interaktif untuk anak muda mengeksplorasi dan merasakan kekayaan warisan budaya mereka. Di tengah tren peningkatan kesadaran akan kesehatan dan kesejahteraan, pandangan Vanessa tentang jamu yang lebih modern dan disesuaikan dengan lidah anak muda terbukti sukses. Dia menolak stereotip rasa jamu yang kurang nikmat dengan menciptakan merek Nona Kalani, yang menjadi daya tarik utama bagi mereka yang mencari kombinasi unik antara tradisi dan tren.

Kini, Vanessa tidak hanya berfokus pada bisnis jamu. Ia juga terlibat dalam proyek-proyek ekspansi jamu yang lebih luas serta mengejar hasratnya dalam seni dan desain. Dengan keberanian dan dedikasinya, Vanessa Kalani Ong tidak hanya merayakan warisan keluarganya, tetapi juga membuktikan bahwa tradisi bisa hidup dan berkembang pada era modern ini.

You may also like