John Hardy Tatap Peluang Buka Toko Perhiasan Baru di Jakarta, Siap Gandeng Seniman Lokal

Robb Report Indonesia berbincang dengan CEO baru John Hardy, Jan-Patrick Schmitz, mengenai perkembangan perusahaan yang ia pimpin.
by Robb Report
0 comments

Berkat desain perhiasan yang memukau dan komitmen tinggi terhadap keberlanjutan, John Hardy memiliki reputasi kuat dalam industri barang mewah yang terus bertransformasi. Jan-Patrick Schmitz, CEO baru John Hardy, mengisahkan sejarah merek ini dalam wawancara bersama Robb Report Indonesia, dari awal yang sederhana di Bali hingga kehadiran global, dan evolusinya dalam skala lokal maupun global.

Schmitz menekankan keterkaitan erat antara John Hardy dan tempat kelahirannya, dengan menganggap bahwa hati dan jiwa perusahaan yang dipimpinnya berada di Bali, Indonesia. Ia menyatakan bahwa untuk membangun masa depan, diperlukan landasan yang kokoh, yang ditemukan dalam akar John Hardy sebagai merek yang bermula di Pulau Dewata. Dengan menggabungkan keterampilan dan konsep seni dari Timur dengan sentuhan desain Barat, John Hardy berhasil menciptakan niche yang unik di pasar premium. Berbeda dengan sebagian besar merek mewah dari Eropa atau Amerika, asal-usul John Hardy dari Asia menjadikannya istimewa.

Sang CEO menyatakan kekagumannya terhadap potensi yang masih terpendam di Indonesia. Meskipun memiliki populasi besar, John Hardy melihat potensi untuk pertumbuhan, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Posisi unik perusahaan sebagai luxury brand dari Asia yang memadukan unsur-unsur terbaik dari dunia Timur dan Barat menjadikannya daya tarik bagi konsumen.

Ia juga menegaskan pentingnya keberlanjutan dan partisipasi konsumen dalam sektor luxury saat ini. Pelaku industri barang mewah masa kini seharusnya tidak lagi bersifat tertutup dan sulit diakses. Konsumen ingin menjadi bagian dari perjalanan pertumbuhan perusahaan, merasakan kedekatan personal, dan berinteraksi dengan bisnis secara pribadi. Konsep John Hardy, yang sangat berorientasi pada keberlanjutan dan komunitas, sepenuhnya mencerminkan inti dari keinginan konsumen ini.

Dalam proses kreatif, teknologi memberikan bantuan dalam hal visualisasi dan pemanfaatan sumber daya. Namun, produk barang mewah pada umumnya menghargai kerajinan tangan yang dianggap cukup rentan terhadap ketidaksempurnaan, karena hal tersebut menambah keunikan dan keistimewaan dari setiap produk. Teknologi tidak dapat menggantikan unsur manusiawi ini. Mengenai keterlibatan konsumen, ia yakin bahwa meskipun teknologi dapat meningkatkan berbagai aspek dari sebuah merek, koneksi antar sesama manusia tetap menjadi yang paling krusial. Konsumen mungkin menggunakan teknologi, tetapi hubungan manusiawi, relasi, dan rasa kedekatan terhadap sebuah merek tetap menjadi inti dari kemewahan.

Schmitz menyadari bahwa masih banyak salah paham tentang kemewahan di Asia. Beberapa orang menganggap bahwa produk mewah Asia memiliki kualitas rendah. Namun, ia bersikeras bahwa kerajinan, kualitas, dan inovasi perhiasan John Hardy setara dengan perusahaan-perusahaan terbaik di Eropa dan Amerika. Ia meyakini bahwa kualitas dan kerajinan Indonesia mampu mengejutkan dunia.

Melihat ke depan, ia berencana untuk mengembangkan lebih banyak cabang ini di Indonesia, dengan memberikan fokus utama di negara tempat John Hardy terbentuk. Ia juga sedang mengeksplorasi peluang di Asia dan Eropa, termasuk Jakarta, untuk toko flagship baru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran internasional terhadap keberadaan John Hardy sambil tetap menjaga sejarah Indonesia di garis depan. Ia juga memiliki visi akan lebih banyak kolaborasi, dibangun dari hubungan-hubungan yang telah terjalin sebelumnya dengan seniman Bali. Melalui interaksi bersama pengrajin dan seniman di Indonesia dan di seluruh dunia, John Hardy dapat mempromosikan komunitas dan menciptakan karya seni unik. Ia menyadari bahwa aspek kerajinan tangan dari merek ini memungkinkannya untuk menjadi fleksibel, membentuk tren daripada sekadar mengikuti.

Antusiasme terhadap tujuan dan idealisme John Hardy terlihat jelas sepanjang percakapan kami bersama Jan-Patrick. Ia meyakini bahwa John Hardy adalah merek yang setia menemani individu merayakan peristiwa penting dalam hidup dan menciptakan kenangan abadi. John Hardy adalah merek yang mampu menyatukan orang-orang di seluruh dunia, tanpa memandang latar belakang, etnis, atau kepercayaan mereka. Keberagaman individu dirayakan, menjadikan John Hardy sebuah refleksi nyata dari persatuan dan kerja sama, yang semakin penting dalam dunia yang terkadang terasa terpecah-belah.

Kini, John Hardy berada dalam kedudukan yang tepat untuk meningkatkan statusnya dalam dunia bisnis mewah, dengan penekanan yang jelas pada nilai akar dan tradisi, serta komitmen terhadap keberlanjutan dan kerajinan tangan. Ide merek ini selaras dengan keinginan konsumen saat ini, yang mencari kualitas, keindahan, dan hubungan pribadi dengan barang yang mereka kenakan. Ke depannya, kita akan terus melihat John Hardy menetapkan tren, menceritakan kisah-kisah indah, dan membudayakan rasa komunitas yang melintasi batas-batas negara, budaya, juga perbedaan.

You may also like