Dunia Tanpa Luka: Komitmen Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi

Melalui rangkaian acara penuh edukatif, inspiratif, dan penuh kepedulian, KPPB berhasil menyampaikan pesan yang kuat bahwa kekerasan terhadap perempuan harus dihentikan.
by Fazil Pamungkas
0 comments

Dunia Tanpa Luka. Foto: Irwan Kurnia/Mobiliari

Selasa (17/12), Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi (KPPB) menggelar acara bertajuk “Dunia Tanpa Luka” di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Acara ini merupakan puncak dari kampanye global peringatan Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, yang berlangsung setiap 25 November hingga 10 Desember. Melalui acara ini, KPPB menunjukkan komitmen nyata dalam memperjuangkan hak-hak perempuan untuk hidup bebas dari kekerasan.

Dalam sebuah sambutan, Meiline Tenardi, Founder KPPB sekaligus Ketua Panitia menyampaikan pesan mendalam bahwa kekerasan dalam bentuk apa pun tidak boleh dibiarkan. “Melalui acara ini, kami ingin menyampaikan pesan bahwa kekerasan tidak boleh dibiarkan dalam bentuk apa pun. Dengan menghormati dan menghargai diri sendiri, kita semua dapat menjadi agen perubahan untuk menghentikan kekerasan dan membangun masa depan yang lebih aman, adil, dan bermartabat.”

Dunia Tanpa Luka. Foto: Irwan Kurnia/Mobiliari

Acara dimulai dengan pemutaran film pendek berjudul Dunia Tanpa Luka. Film ini mengisahkan perjuangan seorang perempuan bernama Naya (diperankan oleh Rania Putrisari) dalam menghadapi kekerasan domestik. Melalui kisah tersebut, film ini memberikan pesan kuat bahwa setiap perempuan memiliki hak untuk bermimpi, bangkit, dan hidup tanpa kekerasan. Pesan ini berhasil menyentuh hati para penonton dan menjadi pembuka yang menggugah untuk kampanye acara hari itu.

Dunia Tanpa Luka. Foto: Irwan Kurnia/Mobiliari

Agenda selanjutnya menghadirkan talkshow inspiratif yang menghadirkan narasumber ternama. Para pembicara yang hadir antara lain Rieke Diah Pitaloka, Anggota DPR RI sekaligus aktivis perempuan; Ratih Ibrahim, psikolog klinis; Valentina Sagala, pengacara dan aktivis hak perempuan; serta Petty S. Fatimah, komunikator dan spesialis pemberdayaan perempuan. Dalam diskusi tersebut, para narasumber membahas berbagai aspek terkait kekerasan terhadap perempuan, mulai dari mengenali tanda-tandanya, memahami dampaknya, hingga langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk mencegah kekerasan dan mendukung para korban.

Dunia Tanpa Luka. Foto: Irwan Kurnia/Mobiliari

Selain talkshow, pementasan seni juga menjadi bagian penting dalam acara ini. Yayasan Belantara Budaya Indonesia menampilkan pertunjukan seni bertajuk “Problema” yang menggambarkan berbagai konflik sosial yang sering dialami perempuan. Tidak hanya itu, Laura Muljadi turut mempersembahkan karya seni puisi dan gerak berjudul “Gema Ruang Hati”, yang memberikan pesan emosional kepada seluruh hadirin.

Dunia Tanpa Luka. Foto: Irwan Kurnia/Mobiliari

Suasana semakin meriah dengan penampilan hiburan musik dari Clara Gopa. Energi dan semangat positif yang dibawakannya berhasil menghidupkan suasana dan memberikan sentuhan hiburan yang menyenangkan di tengah rangkaian acara yang sarat akan pesan moral. Satu momen penting pada acara ini, yakni penandatanganan banner “Stop Kekerasan terhadap Perempuan” oleh para narasumber, aktivis, dan pesohor yang peduli terhadap isu kekerasan terhadap perempuan. Penandatanganan ini menjadi simbol dukungan bersama dalam upaya penghentian kekerasan, yang selanjutnya banner diserahkan secara simbolis oleh Meiline Tenardi kepada perwakilan pemerintah.

Dunia Tanpa Luka. Foto: Irwan Kurnia/Mobiliari

Sebagai pelengkap, acara ini ditutup dengan aksi sosial berupa pembagian 1.500 paket sembako kepada perempuan dari berbagai komunitas. Langkah ini menjadi bentuk nyata kepedulian KPPB untuk mendukung para perempuan yang tengah menghadapi tantangan hidup. Aksi ini sekaligus menegaskan bahwa pemberdayaan perempuan tidak hanya berupa wacana, tetapi juga tindakan nyata yang berdampak langsung.

Dunia Tanpa Luka. Foto: Irwan Kurnia/Mobiliari

You may also like

Leave a Comment