Bermimpi Mengunjungi Tibet? Sekarang Waktunya!

Dengan hotel-hotel indah dan kemudahan akses ke istana dan kuil, Tibet patut dilirik para pelancong pencari kemewahan.
by Robb Report
0 comments

Saat Anda menginjakkan kaki di Bandara Lhasa dan disambut dengan selendang sutra putih, jangan ucapkan 谢谢 (xièxiè) —yang dalam bahasa Mandarin berarti “terima kasih”, tetapi gunakanlah frasa ཐུགས་རྗེ་ཆེ། (tuchi che) sebagai gantinya. Peta pun akan menunjukkan Anda telah tiba di Kota Tibet, tempat berdirinya Istana Potala—kediaman Dalai Lama—serta Kuil Jokhang, situs paling suci dalam kepercayaan Buddhisme Tibet.

Sebelum menemukan pesona dan keindahannya, ada kemungkinan Anda akan merasa kehabisan napas karena kota ini berada pada ketinggian 12.000 kaki di atas permukaan laut. Penggunaan kaleng oksigen menjadi bagian dari pelayanan yang akan Anda rasakan saat menginap di Songtsam Linka Retreat, hotel terbaik di kota ini. Dimiliki oleh warga negara asli Tibet, jaringan hotel butik ini memiliki 16 properti yang tersebar di seluruh wilayah Tibet dan Yunnan, seluruhnya memiliki sentuhan budaya dengan arsitektur bergaya tradisional yang menggunakan batu dan kayu pinus serta dekorasi yang menampilkan lukisan thangka dan patung. Ini adalah cara paling mewah untuk menjelajahi Tibet.

Keindahan lobby Songtsam Linka Retreat Lhasa. Foto: Songtsam Linka Retreat Lhasa.

Menawarkan pemandangan langsung ke istana, suite superior hotel ini dilengkapi dengan area duduk dan kerja, balkon, serta kamar tidur dan kamar mandi yang luas. Sesuai dengan tradisi, semua perlengkapan mandi diukir dari tembaga, jenis logam yang melimpah di tambang terbesar dunia yang hanya berjarak pendek dari kota Lhasa. Masakan yang disajikan pun beragam, mulai dari daging yak goreng dengan lobak asam hingga spaghetti bolognese (juga menggunakan yak sebagai bahan dasar).

Istana Potala menjulang di atas bukit, sehingga membutuhkan pendakian curam hanya untuk mencapai pintu depannya. Gedung 13 lantai ini menampung sekitar 1.000 kamar, 10.000 tempat suci, dan lebih dari 20.000 patung. Sayangnya, berfoto tidak diizinkan di bagian dalamnya yang menyimpan koleksi barang pusaka Tibet menakjubkan, termasuk makam delapan Dalai Lama dan ribuan gulungan thangka, lukisan dinding, patung, dan sutra. Istana ini dibangun pada abad ke-7, bangunan ini hancur dalam perang saudara 200 tahun kemudian, tetapi direkonstruksi mulai tahun 1645.

Warna ikonis Red Palace dan White Palace di Istana Potala dirawat dengan pengecatan tahunan menggunakan cat yang terbuat dari campuran susu, madu, dan gula. White Palace menampung apartemen Dalai Lama, sementara Red Palace menjadi tempat studi agama, sejarah, dan doa.

Kamar di Songtsam Linka Retreat Lhasa. Foto: Songtsam Linka Retreat Lhasa.

Di tengah jaringan kuil kuno di Lhasa terdapat Kuil Jokhang, kuil yang didirikan pada abad ke-7. Dengan unsur-unsur desain Tibet, Nepal, dan vihara India, bangunan religius ini menjadi titik fokus dari kegiatan komersial di jalanan dan lorong sekitarnya. Di dalamnya terdapat patung yang paling dihormati dalam Buddhisme Tibet, Jowo Shakyamuni, sebuah gambaran Buddha. Kemungkinan besar Anda akan melihat peziarah memutar searah jarum jam di sekitar kuil.

Tempat lain yang harus Anda kunjungi adalah Shangri-La, sekitar 1.000 mil di timur di Provinsi Yunnan. Biara terbesar dalam Buddhisme Tibet dengan 700 biksu, Ganden Sumtseling Monastery, menghiasi langit sejauh mata memandang. Dibangun pada abad ke-17, biara ini menampung patung Buddha Shakyamuni setinggi 26 kaki di aula utamanya.

Songtsam Linka Retreat Lijiang, tempat sempurna untuk refleksi diri. Foto: Songtsam Linka Retreat Lijiang.

Songtsam Linka Retreat di Shangri-La menawarkan aktivitas seperti panahan, ATV, dan berkuda menggunakan kuda Mongolia. Atau Anda bisa mencoba pemandian Manna, Himalayan Salt Body Scrub, atau Ku Nye Massage di spa.

Perjalanan sepanjang dua jam dengan mobil akan membawa Anda ke Lembah Tacheng. Penginapan Songtsam Lodge menjadi mesin ekonomi lokal di wilayah ini, memasok makanan, anggur, dan tenaga kerja dari daerah tersebut. Tourist hotspot di sini termasuk Gua Dharma, yang digali ke tebing dengan pemandangan menakjubkan Sungai Yangtze. Biara ini memberikan pandangan langka ke dalam kehidupan sehari-hari para biarawan, termasuk lapangan bola basket yang sering digunakan.

Dua jam perjalanan ke selatan adalah kota LiJiang, tempat yang cocok untuk mulai menyesuaikan diri dengan ketinggian. Dapat dicapai dari Jakarta dengan transit di Shenzhen, LiJiang adalah kota ramai di mana penginapan tenang Songtsam Lodge berada. Kamar dimulai dari US$153, angka yang masih berada di bawah penginapan lain Songtsam yang rata-rata dihargai US$209. Kota Tua LiJiang dipenuhi dengan bar sepanjang kanal, ramai dan berwarna-warni di malam hari, dan dipenuhi dengan wisatawan. Di siang hari, ia adalah lingkungan indah dengan lorong-lorong berliku, kedai teh, dan tempat makan.

Waktu terbaik mengunjungi Tibet adalah diantara musim semi dan musim gugur. Tak hanya keindahannya, keramahan dan kehangatan masyarakat Tibet menjadi faktor utama yang membuat perjalanan jauh layak ditempuh.

You may also like