Untuk tampil beda dari yang lain, semakin banyak pembeli superyacht—banyak di antaranya baru mulai menekuni dunia superyacht—menantang para desainer untuk menembus batasan, menghadirkan gagasan yang melampaui imajinasi, dan berani berpikir “out of the box“. Mereka mewujudkannya dengan desain bow yang revolusioner, jendela-jendela luas, serta ruang interior dan eksterior yang jauh lebih besar.
Mengambil inspirasi dari hal-hal unik seperti kapal induk atau mobil Hollywood era 1930-an, mereka mengganti monohull tradisional dengan kapal katamaran dan trimaran yang besar—sekaligus mempersiapkan kapal-kapal tersebut dengan sistem propulsi terbaru, termasuk penggunaan sel bahan bakar hidrogen, tenaga surya, dan teknologi baterai yang canggih.
Sepuluh konsep yang dihadirkan oleh berbagai desainer dan studio ini menunjukkan bahwa masa depan desain superyacht tidak hanya menyenangkan, tetapi juga sedikit di luar dugaan.
Sinot, ‘Aware’
Tidak semua superyacht harus memiliki gaya megah berlapis seperti sebuah kue pernikahan. Studio asal Belanda, Sinot Yacht, baru-baru ini menciptakan konsep kapal pesiar “Aware” yang memiliki desain ramping, hampir minimalis. Memanjang hingga 262 kaki, kapal ini memancarkan aura elegan dan super chic ala kapal sungai Eropa seperti Viking atau Uniworld. Namun, fokusnya terletak pada optimalisasi ruang yang seringkali digunakan oleh pemilik. Suite pemilik di dek utama, misalnya, meluas sepanjang lebar kapal dengan total area lebih dari 860 kaki persegi. Tak hanya itu, terdapat beach club besar di bagian teras, gym, bar, bioskop, kolam renang seluas 36 kaki, dan ruang makan berdinding kaca. Dalam hal kekuatan, Sinot memakai sistem propulsi diesel-elektrik hybrid yang memungkinkan kecepatan maksimum mencapai 21 mph, dengan jarak tempuh mencapai 4.000 mil laut pada kecepatan 14 mph.
Icon Yachts, ‘Mission’
Kapal ekspedisi yang mampu menembus es dan mengelilingi dunia bukanlah hal baru bagi perusahaan asal Belanda, Icon Yachts. Kapal icebreaker dengan panjang 224 kaki, Ragnar, telah menetapkan standar dalam pembuatan superyacht mewah yang dapat berlayar di lintang tinggi. Konsep baru dari superyacht yang mereka sebut “Mission” ini dirancang oleh spesialis kapal penjelajah Belanda, Bernd Weel, dengan tujuan memberikan suasana eksplorasi off-the-grid ala Indiana Jones. Mission dilengkapi desain bow yang tinggi, kemampuan memecahkan es, lambung kapal yang geometris, dan ruang luas untuk menampung segala peralatan petualangan. Ia dapat memuat submersible untuk tiga orang, helikopter Airbus H130, dan ruang tengah untuk menampung berbagai kontainer pengiriman jika Anda ingin menjadi Jacques Cousteau berikutnya. Mengenai jangkauan, Icon menargetkan jarak jelajah lebih dari 6.000 mil laut.
Andy Waugh Yacht Design, ‘Decadence’
Jika melihat sejarah otomotif, Anda akan menemukan bahwa tahun 1930-an didominasi desain mencolok dengan fender berbentuk teardrop karya duo asal Prancis, Figoni et Falaschi. Desain mereka tampaknya menjadi inspirasi bagi konsep memukau untuk kapal Decadence, sebuah katamaran berukuran 264 kaki dari desainer berbasis London, Andy Waugh. Memiliki lambung tengah yang dikelilingi oleh empat pod berbentuk tetesan air, konsep ini mengembangkan ide desain lambung katamaran SWATH yang sudah digunakan dalam beberapa kapal pendukung platform minyak, kapal penelitian, dan bahkan superyacht. Memberikan stabilitas besar melalui pengurangan roll dan pitch, desain ini sempurna untuk sebuah superyacht. Salah satu kekurangannya adalah lebar kapal terlalu besar yqng mencapai 98 kaki, menimbulkan kemungkinan tidak dapat berlabuh di sebuah marina. Namun, kelebihan lainnya terletak pada owner’s suite yang luas, mencapai lebar 66 kaki dan panjang hampir 100 kaki.
Oceanco, ‘Aeolus’
Ketika maestro superyacht Belanda di Oceanco mengungkapkan desainnya, konsep tersebut tampaknya hanya selangkah dari kenyataan. Setelah sukses mengirimkan kapal layar terbesar di dunia dengan panjang 410 kaki bernama Koru kepada Jeff Bezos, dan juga Seven Seas dengan panjang 357 kaki kepada Steven Spielberg, Oceanco memperkenalkan Aeolus, sebuah konsep sustainable gigayacht yang mencapai 430 kaki. Didesain oleh mantan kepala desain Rolls-Royce, Giles Taylor, kapal penjelajah dunia ini menerapkan filosofi Energy Transport Platform (ETP). Pendorong awal menggunakan tenaga diesel-elektrik, di mana bank baterai diisi oleh generator diesel ganda MTU V16. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, kapal dapat beralih ke jenis bahan bakar yang lebih maju seperti metanol atau teknologi lebih eksperimental seperti tenaga nuklir.
Anthony Glasson, ‘Star Trek’
Konsep trimaran berukuran 275 kaki ini didesain dengan keberanian untuk menjelajah lautan dan terinspirasi dari cinta sang desainer berbasis Hong Kong, Anthony Glasson, pada serial TV “Star Trek”—terutama USS Enterprise. Pengaruhnya dapat dilihat dari depan: Kehadiran bow yang ramping dan membelah gelombang, dua lambung sisi, serta dek observasi atas berbentuk bulat memberikan kesan yang sangat mengingatkan pada USS Enterprise. Tidak sekadar estetis, bentuk trimaran juga menambahkan fungsionalitas dari kapal. Kebar kapal membuat sebuah “halaman” luas yang sebagian terbuka, menyediakan ruang untuk tiga kolam termasuk kolam air panas, gym, bar, banyak sunpad, dan bahkan helipad yang berfungsi sebagai lantai dansa. Anthony memvisualisasikan trimaran ini dibangun dari aluminium ringan, dengan jangkauan mencapai 5.000 mil laut. Tentunya Captain Kirk akan terkesima dengan desainnya.
Jozeph Forakis, ‘Pegasus’
Dari layar komputer desainer asal N.Y.C. berbasis Milan Jozeph Forakis, sebuah superyacht dengan panjang 289 kaki “Pegasus” menunggu lampu hijau untuk diproduksi. Pegasus memiliki struktur bagian atas yang terdiri dari tiga “sayap” yang saling tumpang tindih dengan permukaan logam yang dirancang untuk mencerminkan langit dan awan, menjadikan superyacht ini hampir tak terlihat. “Sayap” tersebut juga memiliki peran ganda sebagai panel surya yang menghasilkan energi untuk mengubah air laut menjadi hidrogen. Selanjutnya, sel bahan bakar akan mengubah hidrogen tersebut menjadi listrik yang disimpan dalam bank baterai lithium-ion, membuat Pegasus praktis bebas emisi dengan jangkauan jelajah yang hampir tak terbatas.
Lazzarini, ‘Plectrum’
Mengapa berlayar di atas air ketika Anda bisa melayang di atasnya? Itulah prinsip dasar yang mendasari konsep superyacht hydrofoiling berukuran 243 kaki yang dinamai Plectrum oleh Lazzarini Design. Sayap besar terbuat dari serat karbon bulat dipasangkan di sisi lambung kapal, sementara trio mesin 5.000 hp akan mengangkat kapal dari air dan membawanya mencapai kecepatan maksimum lebih dari 80 mph. Konsep ini seiring dengan teknologi yang diterapkan pada kapal layar monohull foil terbaru America’s Cup AC75, bersama dengan beberapa kapal dayung tenaga listrik dan papan selancar. Menerapkan teknologi ini pada superyacht berukuran 243 kaki merupakan sesuatu yang inovatif dan mungkin tidak cocok secara teknik, setidaknya untuk saat ini. Fitur menonjol lain dari pelayar oranye terang ini termasuk garasi helikopter di bawah dek depan dan garasi untuk supercar Anda.
Phantom dan Golden Yachts, ‘Vesper’
Saat membicarakan tentang desain superyacht generasi mendatang, kaca telah menjadi elemen kunci. Kolaborasi antara tim desain di Phantom Studios Belanda dan pembangun superyacht berbasis Athena, Golden Yachts, mempersembahkan konsep Vesper dengan panjang 213 kaki. Konsep ini menampilkan lima tingkat kaca floor-to-ceiling, lantai kaca di ruang lounge dek atas kapal, serta kolam renang berdinding kaca. Sebuah kaca besar menjadi penghubung antara beach club ke kolam renang. Owner’s suite—yang lebih mirip penthouse dua lantai di gedung pencakar langit Miami—memiliki fitur kaca floor-to-ceiling yang mengisi ruangan dengan cahaya. Untuk menikmati sinar matahari, suite dek penuh dilengkapi tidak hanya satu, tetapi dua teras outdoor.
DeBasto Design, MED
Bayangkan sebuah kapal dayboat berukuran 301 kaki yang mendukung gaya hidup outdoor, untuk bersantai di luar ruangan, menikmati sinar matahari, dan mengekspresikan gaya hidup Mediterania. Dari desainer yang berbasis di Miami, Luiz de Basto, MED memiliki dek kayu jati terbuka yang tak terputus dari depan ke belakang, dengan superstruktur besar yang didukung oleh empat tiang. Untuk memastikan superstruktur ini tidak menutupi garis-garis elegan superyacht, de Basto dilapisi dengan kaca reflektif sehingga hampir tidak terlihat dari pandangan sebab memantulkan sekitarnya. Inspirasi desain ini diilhami oleh gagasan “Agora,” mengambil nama dari alun-alun di desa-desa Yunani kuno tempat semua orang berkumpul. Pada MED, pengalaman berkumpul dapat dirasakan di dek utama, sekitar kolam renang besar, atau foredeck yang luas dan terbuka.
Enzo Manca, ‘UAE One’
Terdapat superyacht yang menyerupai kapal perang militer. Beberapa bahkan dibentuk menyerupai kapal selam angkatan laut. Namun, kapal satu ini adalah yang pertama; sebuah superyacht yang terinspirasi oleh kapal induk pesawat. UAE One, dengan panjang 459 kaki, lahir dari kreativitas desainer berbasis di Milan, Enzo Manca, yang menciptakan konsep ini untuk seorang syekh Uni Emirat Arab yang namanya tidak disebutkan dan berkeinginan untuk menciptakan kapal flagship resmi milik Uni Emirat Arab. Tanpa keraguan, sorotan dari desain ini adalah dek utama kapal yang menyerupai landasan pacu. Dek ini tidak hanya memiliki satu, tetapi tiga helipad, struktur menara konduktor empat tingkat di sisi bawah, kolam berbentuk geometris, dan “lubang percakapan” berbentuk lingkaran besar, dilengkapi dengan sofa nyaman dan tempat api. Akomodasinya meliputi sembilan dek dengan lima “super suite,” delapan kabin utama, 14 apartemen mini, dan 35 kabin untuk kru hingga 65 orang.