Legacy di Dunia Anti-aging

by Cheryl Marella
0 comments

Di balik pencapaian professional Prof. dr. Deby Vinski, MSc PhD yang luar biasa, terdapat cerita mendalam yang mengakar pada kehidupannya di masa muda dan nilai-nilai yang senantiasa membimbing perjalanannya.

Masa kecil Prof. Deby terajut dengan penuh kebahagiaan dan ikatan keluarga yang erat. Kenangan-kenangan terindahnya berkisar pada keluarga terdekatnya, terutama orang tua dan kakek-neneknya. Kehangatan dan kasih sayang mereka senantiasa selalu ada. Akan tetapi, kebahagiaan hidupnya terusik dengan peristiwa-peristiwa menyayat hati yang kemudian membentuk jalan hidupnya. Nenek yang ia sayangi, sumber kebijaksanaan dan inspirasi, menderita tiga kali strok sebelum kemudian meninggal dunia. Kesedihan tersebut diperparah dengan sang ayah yang juga menderita penyakit strok, hingga membuat ia mengalami kelumpuhan.

Momen-momen krusial tersebut mendorong Prof. Deby untuk melakukan perubahan karier besar. Awalnya, ia memulai perjalanan di bidang kedokteran, namun sempat terinspirasi untuk mengeksplorasi bidang kewirausahaan. Katalis perubahan kariernya muncul ketika menyaksikan perjuangan berat sang ayah yang juga mengalami komplikasi diabetes, hipertensi, serta perokok berat. Perawatan terbaik yang tersedia kala itu tetap tak mampu memulihkan kemampuan mobilitasnya. Didorong oleh cobaan kesulitan emosional dan fisik yang ayahnya alami, Prof. Deby menuntut ilmu hingga ke luar negeri untuk mendalami bidang pengobatan anti-penuaan, restorasi hormon, serta terapi sel induk (stem cell).

Prof. Deby Vinski meraih dua gelar Profesor, yakni di bidang kedokteran anti-aging dan stem cell, lalu Honorary Professor dari Oxford Academic Union Inggris di bidang pembangunan ekonomi dalam membangun kedokteran yang dapat menghemat biaya negara. Berbagai penghargaan Internasional pernah diraihnya, antara lain Socrates award, Queen Victoria medal dari UK, BID dari Paris dan Swiss juga Award USA.

Memiliki pandangan global, Celltech berencana untuk memperluas Stem Cell Centre ke beberapa lokasi strategis di penjuru dunia. Peningkatan terapi stem cell yang pesat di dunia terlihat jelas, dengan nilai pasar sebesar 10,56 miliar dolar AS pada 2020, meningkat hingga mencapai 16,23 miliar dolar AS di tahun 2023, serta diperkirakan akan mencapai angka 25,57 miliar dolar AS di tahun 2028. Angka-angka tersebut sejalan dengan keberhasilan Prof. Deby dan Celltech yang luar biasa dalam mempelopori pengobatan anti penuaan dan regeneratif dalam skala global.

Vinski Tower & Celltech Stem Cell Centre memainkan peran penting dalam membentuk lanskap pengobatan regeneratif. Mereka memiliki fasilitasfasilitas yang sesuai dengan standar internasional dan telah memiliki izin dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Masa depan menjanjikan untuk penelitian stem cell, dengan potensi besar untuk membantu menyembuhkan lebih dari 80 penyakit.

Dalam konteks program transformasi pelayanan kesehatan terkini, tujuan utama Prof. Deby selaras dengan visi pemerintah dalam mengembangkan Pariwisata Kesehatan di Indonesia. Komitmen ini tercermin dengan akan diselenggarakannya “1st International WOCPM Conference Bali 2023” dengan tema “New Era for Regenerative Medicine & Stem Cells, the Future of Medicine & Global Medicine Tourism.” Wadah berskala internasional ini mendorong pertukaran ide, inovasi, dan kolaborasi di antara para profesional di bidang kesehatan dan pariwisata dari 74 negara anggota.

You may also like