From Court to Kitchen

Jericho Tennis Club.

Terletak di jantung pantai Vancouver yang indah, Jericho Tennis Club berdiri sebagai bukti dedikasi unggul yang tak lekang oleh waktu. Private club bersejarah yang didirikan pada tahun 1916 ini telah berkembang menjadi salah satu fasilitas tenis terkemuka di Kanada. Dengan warisan yang kaya selama lebih dari satu abad, Jericho Tennis Club pernah berperan sebagai tuan rumah berbagai kejuaraan, menyambut para legenda tenis, dan menjadi tempat berkumpul bagi para penggemar tenis dari berbagai latar belakang.

Selain dedikasi pada bidang olahraga, Jericho Tennis Club juga menawarkan pengalaman kuliner yang tak kalah luar biasa. Restoran klub, yang dipimpin oleh Executive Chef David Beston, seorang maestro di dapur, mengorkestrasi mahakarya kuliner yang menyulap suasana bersantap di klub ini menjadi tak terlupakan.

Executive Chef David Beston.

Perjalanan Chef Beston dimulai sejak usia 14 tahun, ia mengasah keterampilannya di sebuah bistro Perancis di mana ia membenamkan diri dalam setiap aspek operasional dapur. Dari sana, pengembaraan kulinernya membawa Chef Beston melewati lorong hotel-hotel Fairmont yang bergengsi dan dapur-dapur internasional—termasuk bekerja bersama dua koki michelin star— menyempurnakan keahliannya hingga mencapai standar internasional. Ia juga memiliki pengalaman sebagai instruktur di sekolah kuliner terbaik di Kanada Barat, menularkan pengetahuan dan hasratnya untuk memasak kepada para calon chef. Pada tahun 2007, Chef Beston berlabuh di Jericho Tennis Club dan menemukan rumah kulinernya.

Ciri khas filosofi Chef Beston adalah keseimbangan antara tradisi dan inovasi. “JTC berakar pada tradisi, dan hal itu tidak akan berubah, namun identitas kuliner adalah sesuatu yang selalu bergerak. Tidak ada tempat di mana seorang chef dapat berhenti berkembang, seorang chef akan terus menjalani momen-momen kecil yang berharga dalam perjalanan seumur hidup melalui masakan,” tegasnya. Berangkat dari akar kuliner Perancisnya, Chef Beston dengan mulus memadukan berbagai pengaruh budaya, menciptakan hidangan yang sesuai dengan selera anggota klub ini. “Vancouver adalah tempat pertemuan berbagai budaya,” jelasnya, “makanan kami mencerminkan perpaduan ini.”

November lalu, Jericho Tennis Club menjadi saksi sebuah persembahan kuliner yang tak biasa, saat Chef Beston meluncurkan Beef Rendang Special -sebuah hidangan ikonik dari budaya tradisional Indonesia. Rasa penasaran memuncak, kami pun duduk bersama beliau untuk menggali lebih dalam tentang asal mula Beef Rendang Special dan proses kreatifnya. “Ide awalnya datang dari seorang sous chef, 10 tahun yang lalu, dan sejak saat itu, saya mengembangkan interpretasi saya sendiri tentang rendang sapi,” ujarnya. Inspirasi ini berasal dari surplus stok prime rib-sebuah hidangan yang menjadi salah satu menu utama di klub-klub elit-mendorongnya untuk mengeksplorasi olahan alternatif. Maka, muncullah Beef Rendang Special, yang menandai era baru kreasi kuliner di Jericho Tennis Club.

 

“Jadi, hidangan ini yang memilih saya,” jelasnya lebih lanjut. Pengolahan rendang m

Beef Rendang Special.

emasak daging secara perlahan, yang memiliki persentase marbling yang tinggi di antara serat-serat otot. Pada iga sapi Kanada yang berkualitas tinggi, ketika daging dimasak dengan sempurna, yaitu cukup empuk untuk dimakan dengan garpu, daging akan lumer di mulut karena kandungan lemaknya yang melimpah. Rempah-rempah dan sari kelapa menciptakan profil rasa yang benar-benar berbeda dari hidangan daging sapi panggang tradisional di negara-negara barat. Jadi, tidak mengherankan jika reaksi yang ia terima sangat positif dan permintaan untuk hidangan ini pun terus mengalir.

Berbekal pengalaman mencicipi rendang asli dari Indonesia, menerjemahkan esensi rendang ke dalam bahan makanan Kanada memberikan Chef Beston sebuah tantangan kreatif. “Ada beberapa aturan dalam apa yang kami lakukan; hidangan kami harus masuk akal. Rendang harus sesuai dengan interpretasi tradisional, sebagaimana orang Indonesia mengenalnya. Hal ini berlaku untuk semua masakan yang kami rancang-konteks adalah hal yang paling penting. Saya hanya menyesuaikan tingkat kepedasannya saja,” ujarnya. Dengan mengurangi jumlah cabai rawit hingga setengahnya, Chef Beston memastikan perpaduan rasa yang harmonis yang dapat memuaskan berbagai selera: daging berkualitas tinggi yang meleleh di mulut, dengan rasa yang seimbang pada sausnya, antara rempah-rempah, acidity, dan sari kelapa yang kaya rasa. “Saya memiliki akses untuk mendapatkan semua bahan untuk membuat rendang,” ujarnya. Tidak hanya mengandalkan jaringan specialty suppliers, Chef Beston juga memanfaatkan rempahrempah segar dari chef ’s garden di Jericho Tennis Club yang terletak di dek kolam renang, termasuk biji adas untuk bumbu rendang.

Selain Beef Rendang Special, Jericho Tennis Club memiliki beragam hidangan khas yang memanjakan lidah para membernya. Mulai dari buffet iga sapi yang mewah dengan puding Yorkshire hingga berbagai hidangan spesial yang merayakan hasil bumi lokal dan pengaruh internasional, keahlian kuliner Chef Beston terpancar dalam setiap hidangan.

Suasana restoran Jericho Tennis Club.

Kala matahari terbenam di Pantai Jericho, memancarkan cahaya keemasan di atas lahan klub yang asri, satu hal yang pasti- Jericho Tennis Club lebih dari sekadar tujuan olahraga; Ia adalah tempat di mana petualangan kuliner melengkapi gaya hidup istimewa dan komunitas yang erat, untuk menciptakan pengalaman yang tak terlupakan. Tepat seperti apa yang dikatakan oleh Chef Beston, bahwa “Makanan adalah landasan budaya.”

Related posts

Protected: Perayaan Liburan Tropis dengan Kepedulian pada Keberlanjutan

Glenfiddich’s Where Next Club Returns

TA’AKTANA, Simfoni Kemewahan dan Tradisi di Ujung Surga Labuan Bajo