Cita Rasa Bali dalam Sebotol Hatten Wines

Hatten Wines Bali. Foto: Hatteneducation

Berbicara soal wine, tentu tidak lepas kaitannya dengan geo-kultural benua Eropa. Negara-negara seperti Italia, Prancis, dan Spanyol menduduki urutan teratas daftar tempat produksi anggur dunia. Budaya minum anggur di negara-negara itu pun telah mengakar untuk waktu yang sangat lama. Di Italia, misalnya, diperkirakan budaya minum anggur ada sejak era Romawi. Maka tidak heran jika di negara tersebut tersebar perkebunan-perkebunan anggur yang memproduksi wine berkualitas dan berskala besar.

Keberadaan ladang anggur, yang menjadi bahan dasar pembuatan wine, erat hubungannya dengan kondisi musim di Eropa —berjumlah empat musim. Buah anggur dapat tumbuh pada lahan dan cuaca Eropa yang sesuai. Namun teori itu dibantah oleh Hatten Wines Bali.

Ruang pelatihan wine di Hatten. Foto: Hatteneducation

Hatten Wines menentang anggapan umum bahwa menanam anggur dan memproduksi wine bekualitas di daerah tropis Asia adalah suatu hal yang mustahil. Didirikan pada 1994 oleh Ida Bagus Rai Budarsa, Hatten Wines mampu membangun perdagangan yang sukses di Indonesia, sekaligus mendapatkan berbagai pengakuan internasional. Sebagai pemilik kilang anggur pertama, Hatten Wines menyajikan cita rasa Bali ke meja-meja hotel dan restoran di seluruh Indonesia. Hatten Wines berkomitmen pada standar kualitas dan cita rasa internasional.

Bali adalah wilayah dengan iklim panas dan lembap yang konsisten, cocok untuk pertumbuhan tanaman anggur. Tanah vulkanik yang kaya dan subur juga mendukung siklus tersebut. Dalam setahun, perkebunan anggur Hatten mampu menghasilkan tiga kali masa panen.

Produk-produk Hatten Wines. Foto: Hattenwines

Kebun anggur Hatten tersebar di pantai utara Bali, di sekitar Desa Seririt, Gerokgak, dan Sanggalangit. Mereka menanam berbagai varietas anggur, mulai dari anggur lokal hingga anggur impor. Beberapa di antaranya: anggur hitam lokal, anggur Alphonse Lavallee, Chasselas Loulou, Muscat St Vallier, Chenin Blanc, anggur putih Belgia, dan sebagainya. Hatten meyakini bahwa tanah vulkanik Bali menambah karakter dan kompleksitas pada anggurnya.

“Tanah vulkanik yang kaya sangat cocok untuk mendukung tiga siklus pertumbuhan per tahun, dan angin laut yang sejuk membantu mengatur iklim panas dan lembap,” tulis Hatten dalam laman resminya, hattenwines.com.

Selain tempat produksi, perkebunan anggur Hatten menjadi tempat penelitian dan pengembangan, bahkan terluas di pulau Bali. Mereka telah melakukan uji coba pada lebih dari 50 jenis anggur berbeda untuk menemukan cita rasa wine terbaik. Hatten mampu mengolah 1000 ton anggur per tahun. Penanaman dilakukan di utara Bali, sementara proses pengolahan, pematangan, dan pengemasan dilakukan di kilang anggur mereka di Sanur, di selatan Bali.

Hatten Wines mengantongi berbagai penghargaan bergengsi di tingkat internasional. Tahun 2003, Hatten Wines berhasil meraih medali perunggu pada London International Wine & Spirits Competition. Pada 2014, mereka meraih medali perak di Le Mondial du Rose Prancis. Hatten Wines juga secara berturut-turut, sejak 2016-2019, meraih penghargaan Asia Wine Review dalam berbagai kategori.

Produk-produk Hatten Wines. Foto: Hattenwines

Berikut beberapa produk Hatten Wines yang meraih penghargaan internasional bergensi: Aga White (9 medali), memiliki aroma segar dan ringan, wine ini dibuat menggunakan campuran anggur Muscat St Vallier, Chenin Blanc, dan Colombard; Sweet Alexandria (14 medali), memiliki aroma bunga dan cita rasa manis asam yang lembut; Aga Rose (8 medali), menjadi produk pertama Hatten Wines, wine ini dibuat dari campuran anggur Alphonse Lavallee, Muscat Bleu, dan Malvasia Nera; Pino de Bali (16 medali); Jepun Sparkling Rose (10 medali); dan Tunjung Brut Sparkling (14 medali).

“Anggur kami yang penuh karakter namun elegan mencerminkan iklim tropis unik Bali, serta kami bangga menjadi satu-satunya produsen anggur sparkling dan anggur fortifikasi solera di pulau ini,” tulis Hatten.

Related posts

Glenfiddich’s Where Next Club Returns

TA’AKTANA, Simfoni Kemewahan dan Tradisi di Ujung Surga Labuan Bajo

Odfjell Wines: Terroir Chili yang Kaya dan Filosofi Keberlanjutan yang Kuat